Aswan Bayan. (Foto: Ist)
Oleh ; Aswan Bayan
Pemred Pewartasatu.com
Dalam sidang kabinet beberapa hari yang lalu presiden Joko Widodo mempertontonkan ke publik kemarahannya kepada para pembantunya yang berada dibalik wacana penundaan pemilu, perpanjangan masa jabatan presiden dan penambahan periodisasi presiden.
Presiden Joko Widodo dengan nada keras mengatakan kepada para pembantunya agar tidak lagi mewacanakan hal-hal seperti itu, jangan berkomentar yang membuat gaduh dimasyarakat tapi konsentrasi pada pekerjaan untuk membantu masyarakat yang sedang mengalami kesusahan.
Tentu penilaian publik langsung mengarah ke tiga pembantu presiden yakni Bahlil Lahadalia mentri investasi/Ka BKPM, Airlangga Hartarto, Menko Perekonomian dan Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Dan Investasi Indonesia.
Pernyataan dan sepak terjang mereka menimbulkan pro kontra yang sangat tajam sehingga kegaduhan di masyarakat yang luar biasa termasuk salah satu agenda demo BEM seluruh indonesia yang telah berlangsung di beberapa daerah dan rencana demo berikutnya 11/4/2022 di Jakarta.
Kondisi seperti ini tentu sangat merugikan kinerja Presiden. Banyak orang menilai demo BEM SeIuruh Indonesia kepada presiden Joko widodo salah sasaran.
Seharusnya demo ditujukan kepada para menteri yang membuat wacana dan menimbulkan pro dan kontra sehingga kegaduhan di masyarakat tidak terhindarkan.
Banyak pihak menunggu sportivitas para menteri ini, karena pernyataannya menimbulkan gelombang protes mahasiswa dan sejumlah elemen masyarakat untuk segera mengundurkan diri agar tidak membebani kinerja Presiden Joko Widodo.
Mungkin sebagian orang menganggap bahwa pernyataan dari pembantu presiden soal penundaan pemilu, penambahan waktu jabatan presiden dan presiden tiga periode adalah hal biasa dalam alam demokrasi.
Tapi mereka lupa bahwa justru wacana itu kaitannya dengan kinerja pembantu presiden yang selama ini dinilai publik belum optimal malah membuat wacana yang aneh aneh akibatnya yang kena dampak adalah presiden Joko Widodo.
Publik menunggu jiwa sportivitas dan kesatria para pembantu presiden yang gagal menjalankan tugas untuk mengundurkan diri, jangan menunggu diganti.
Masih banyak putra terbaik bangsa ini yang bisa membantu presiden Joko Wdodo menuntaskan programnya yang realistis hingga masa jabatan presiden berakhir tahun 2024.
Rakyat berharap kondisi ekonomi bisa kembali normal. Kebutuhan mereka sehari-hari terpenuhi dan terjangkau sesuai daya beli mereka.
Rakyat berharap sisa waktu dua tahun pemerintahan presiden Joko WIdodo lebih banyak berpihak kepada mereka. (**)