Pewartasatu.com – Uni Emirat Arab (UEA) memiliki misi untuk mengunjungi planet Mars pada musim panas ini yang satelit tersebut dinamai Hope.
UEA mengunjungi planet tersebut dengan tujuan untuk bergabung dengan barisan segelintir negara elit antariksa di seluruh dunia. Sudah hampir enam tahun, UEA telah bekerja tanpa henti untuk membangun ruang angkasa yang dapat mengorbit Planet Merah untuk mempelajari atmosfer dan kondisi cuaca disana.
Selain itu, tidak hanya UEA saja yang berencana untuk mengunjungi planet luar angkasa tetapi negara Cina juga berencana untuk meluncurkan pengorbit, penjelajah, dan pendaratan ke Planet Merah pada 23 Juli setelah peluncuran satelit UEA.
Misi yang disebut sebagai Misi Emirates Mars merupakan peluncuran yang sangat penting dikarenakan negara ini berfokus pada laser untuk sampai ke Mars tahun depan.
Sementara itu, UEA sudah beroperasi selama 14 tahun untuk program luar angkasa UEA tersebut, serta untuk membangun dan meluncurkan satelit untuk mengamati Bumi.
“Ada banya yang harus dipelajari,” ujar Sharaf. “Dan masalahnya ialah, kita tidak ingin memulai dari awal; kami harus belajar dari orang lain.”
Pada saat ini satelit ruang angkasa ‘Hope’ ini sudah siap landas, serta jika semua berjalan dengan lancar, Ia akan melakukan perjalanan selama tujuh bulan ke depan dan akan sampai ke planet Mars pada Februari 2021.
“Salah satu tujuan yang kami miliki ialah memastikan bahwa ilmu misi ini saling melengkapi dengan misi lain,” lanjut Sarah bint Yousif Al Amiri, Menteri Negara Ilmu Pengetahuan Lanjut di UEA, The Verge.
Sebagian besar pewasawat ruang angkasa telah dikirim untuk mempelajari Mars dengan tujuan menganalisis geologi planet dengan mengambil gambar resolusi tinggi dan permukaan Mars.
Hanya beberapa satelit Mars yang dilengkapi dengan alat untuk mempelajari atmosfer planet – termasuk pesawat ruang angkasa MAVEN NASA dan Trace Gas Orbiter – Badan Antariksa Eropa, tetapi tidak ada misi yang bisa mendapatkan pandangan global mengenai atmosfer Mars yang lebih dekat ke permukaan.
Pemerintah UEA memberi anggaran yang ditetapkan untuk proyek hanya 200 juta dolar, dan perdana menteri ingin para insinyur membangun sendiri pesawat ruang angkasa (bukan membeli dari orang lain).
Mohammed bin Rashid Space Center, membangun pesawat Hope bekerja sama dengan Universty of Colorado di Boulder. “Itulah yang unik dari proyek ini,” kata Sharaf. “Pada akhirnya, Anda memiliki anggota tim AS yang melapor ke Emirati dan Anda memiliki Emirati yang melapor ke anggota tim AS.”
Foto : IDNTimes|GoogleSearch