Mitos yang Salah Mengenai Kafein

JAKARTA, Pewartasatu.com – Minum kopi di siang hari akan terasa sangat menyegarkan dan membuat kantuk hilang seketika.Kafein memang sudah dipercaya sebagai salah satu teman baik yang akan menyelamatkan banyak orang ketika merasa mengantuk.

Namun, banyak juga yang percaya bahwa mengonsumsi kafein dalam jumlah banyak tidak baik karena bisa menyebabkan kecanduan.

Apakah hal tersebut benar atau hanya mitos belaka? Ketahui mitos yang salah mengenai kafein berikut ini.

1. Kafein menyebabkan kecanduan

Banyak yang percaya bahwa mengonsumsi kafein yang terlalu sering bisa menyebabkan kecanduan karena dinilai sangat sulit untuk menghentikan konsumsinya setiap hari.

Untungnya, hal ini hanyalah merupakan mitos belaka karena menurut WebMD, konsumsi kafein tidak memberikan efek negatif seperti konsumsi narkoba sehingga tidak bisa disebut kecanduan.

Meskipun begitu, Anda yang menghentikan konsumsi kafein secara tiba-tiba bisa bisa membuat tubuh berada dalam keadaan caffeine withdrawal atau gejala yang sering muncul ketika tubuh tidak mendapatkan asupan kafein yang biasanya dikonsumsi.

Meskipun begitu, withdrawal yang dialami tidak akan parah dan biasanya akan hilang dalam beberapa hari.

Menurut Healthline, waktu yang diperlukan oleh tubuh untuk terbebas dari withdrawal ini adalah 2 hingga 9 hati dan biasanya puncaknya adalah sekitar 20 hingga 51 jam setelah tidak mengonsumsi

2. Konsumsi kafein menyebabkan insomnia

Selain bisa menyebabkan ketergantungan, konsumsi kafein juga dikaitkan dengan gangguan tidur atau insomnia.

Hal ini tidak bisa dianggap salah 100 persen karena menurut Cleveland Clinic, kafein bekerja dengan cara menstimulasi sistem saraf pusat, termasuk saraf, otak, dan sumsum tulang belakang.

Karena stimulan yang diberikan tersebut, maka rasa kantuk bisa hilang dan tubuh menjadi lebih waspada.

Tidak hanya itu saja, rasa lelah akan lelah dan bisa meningkatkan konsentrasi serta fokus.

Kaitan antara kafein dan insomnia ternyata juga tidak bisa dibenarkan 100 persen karena hal ini dipengaruhi oleh banyak atau sedikitnya konsumsi kafein.

CDC mencatat bahwa orang-orang yang mengonsumsi kafein dalam jumlah besar per harinya memiliki waktu tidur yang lebih pendek jika dibandingkan dengan yang mengonsumsi kafein dalam jumlah sedang.

Tidak hanya itu saja, penelitian dari Inggris pada Nutrition Journal di tahun 2018 menunjukkan bahwa konsumsi kafein tidak akan mempengaruhi durasi tidur.

Meskipun ada penambahan konsumsi kafein per hari, durasi tidur pada partisipan penelitian ini akan sama saja karena durasi tidur tergantung dari kebiasaan yang sudah terbentuk.

WebMD juga menambahkan bahwa durasi tidur hanya akan terganggu ketika seseorang mengonsumsi kafein enam jam sebelum waktu tidur.

Namun, WebMD menegaskan bahwa masing-masing orang memiliki respon dan metabolisme yang berbeda sehingga beberapa akan mengalami insomnia dan beberapa yang lainnya tidak.

Baca juga: Kafein bisa Mengurangi Risiko Penyakit Jantung

3. Kafein meningkatkan risiko osteoporosis

Konsumsi kafein yang berlebihan juga dikaitkan dengan risiko osteoporosis.

Menurut Medical News Today, kaitan antara kafein dan osteoporosis pada manusia masih tidak bisa dibuktikan meskipun banyak peneliti yang percaya bahwa kafein memperlambat penyerapan kalsium dan vitamin D pada tubuh.

Medical News Today tidak melihat kaitan antara konsumsi kafein dan kesehatan tulang.

WebMD juga memiliki pendapat serupa karena efek dari konsumsi kafein ini hanya berdampak pada berkurangnya kalsium dan magnesium melalui urin.

Namun, beberapa penelitian yang disebutkan oleh WebMD menunjukkan bahwa risiko osteoporosis tidak ada kaitannya dengan konsumsi kafein, terlebih jika konsumsi kalsium sudah cukup.

Meskipun begitu, orang tua akan memiliki risiko lebih besar karena berkurangnya kemampuan tubuh untuk melakukan metabolisme kalsium sehingga perlu dikomunikasikan dengan dokter untuk mengurangi konsumsi kafein setiap harinya.

Vonny Lumowa: