Mulyadi Identik Dengan Kelok Sembilan

JAKARTA, PEWARTASATU.COM Nama Kelok Sembilan boleh dibilang sudah menjadi icon Provinsi Sumatera Barat. Dibangun di masa Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono dan sampai sekarang kokoh berdiri mengantar masyarakat Sumatera Barat menuju provinsi lain sambil melintasi keindahan alam yang mempesona.

Seiring perjalanan waktu, tidak semua mengetahui siapa ‘bidan’ yang memperlancar proses kelahiran ‘bayi jembatan kelok Sembilan’.

Tokoh muda Minang yang pernah menjadi Wakil Ketua Komisi V DPR-RI menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembangunan jembatan Kelok Sembilan tersebut. Mulyadi, nama ini tidak bisa dipisahkan dengan kelahiran Jembatan Kelok Semnbilan yang kini menjadi icon ekonomi dan wisata Sumatera Barat.

Sejak diresmikan tahun 2013, Jembatan kelok Sembilan yang berlokasi di Kabupaten Limapuluhkota, Sumbar, telah memberikan kontribusi positif dalam memperlancar transportasi manusia dan lohgistik dari Sumbar menuju Riau dan sebaliknya, karena selain memiliki konstruksi yang kokoh dan monumental juga dilengkapi lancscape yang menarik.

Dikutip dari berbagai media sebelumnya, pembangunan jalan layang atau Jembatan Kelok Sembilan mulai dikerjakan pada November 2003 setelah memperoleh persetujuan pemerintah pusat melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional pada Agustus 2003. Menggunakan APBN Rp10,345 miliar.

Pengalokasian APBN ditingkatkan untuk pembangunan jembatan kelok sembilan. Pada 2004 dialokasikan Rp13,920 miliar lalu Rp10,725 miliar (2005), Rp30 miliar (2006) dan Rp15 miliar (2007). Pada perubahan APBN 2007 hingga 2009 dialokasikan Rp173 miliar.

Hampir tujuh tahun lamanya sejak 2003 hingga 2009 dana APBN yang mengalir mencapai Rp253 miliar lebih. Meski tiap tahun ada dianggarkan, tapi jumlah tidak berbanding lurus dengan kebutuhan sehingga dalam pembangunannya tersendat-sendat pula.

Padahal biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan mencapai Rp602,55 miliar. Jembatan Kelok Sembilan memiliki konsep pembangunan “Nature and Engineering in Harmony”.

Gamawan Fauzi, Gubnernur Sumbar kala itu bersama Kepala Dinas Prasarana Jalan dan Tarkim, Dody Ruswandi juga terus meminta ke pusat agar pendanaan dilanjutkan lebih besar lagi porsinya.

Permintaan itu direspons Komisi V DPR yang dipimpin Mulyadi saat berkunjung ke jembatan Kelok Sembilan tersebut, sekira Mei 2010.

Wakil Ketua Komisi V DPR ini, pun merasa heran, hampir tujuh tahun dibangun belum juga beres. Selidik punya selidik, dana yang dialokasikan hanya ala kadarnya.

Oleh karena itu, mulai perubahan APBN 2010 hingga 2013, dana APBN didrop cukup besar. Mulyadi sebagai pimpinan komisi tentu punya andil besar mengarahkan dana APBN untuk jembatan itu.

Dia ingin jembatan kebanggaan Sumbar itu cepat tuntas karena kehadirannya mendorong percepatan ekonomi di Sumbar, khususnya Limapuluh Kota dan Payakumbuh. “Tidak hanya menjadi kebanggaan Sumbar, tapi juga kebanggaan Indonesia,” katanya.

Kini. tokoh muda yang membidamni lahirnya Jembatan Kelok Sembilan tersebut sedang bertarung untuk membangun Sumatera Barat ke depan melalui Pemilihan Kepala Daerah Provisi Sumatera Barat.

Mulyadi, politisi Partai Demokrat yang berpasangan dengan Ali Mukhni usai mendaftar di KPU Sumbar menyampaikan ucapan terima kasih kepada masyarakat yang telah memberikan dukungan. Dia berjanji jika terpilih nanti akan terus berjuang untuk menyejahterakan masyarakat Sumbar. “Kami akan melakukan terobosan yang dicita-citakan masyarakat,” ucapnya. (afdal)

Hasyim Husein: