Oleh : Aswan Bayan, Pemred Pewartasatu.com
Dapat kiriman tulisan dari kawan, berjudul lawan intoleran, tidak pancasilais dan ujaran kebencian.
Dikatakannya bahwa, sering membaca narasi yang digaungkan oleh sekelompok orang tentang ujaran kebencian, intoleran dan tidak pancasilais di media sosial yang arah narasinya ditujukan kepada kelompok umat islam
Apa tujuan dan motivasi mereka menggoreng narasi –narasi itu tentu hanya mereka yang faham. Yang pasti narasi–narasi seperti itu tidak bermutu dan hanya mencari sensasi yang justru bisa menimbulkan kekacauan dan kegaduhan ditengah masyarakat.
Sebab, suka ataupun tidak suka umat islam adalah mayoritas dinegeri ini dan paling besar andil kepada toleransi umat beragama, kepada pancasila dan mampu menahan diri dan sabar dari kolompok orang-orang yang selalu mencari sensasi yang tidak elagan dan tidak bermutu itu.
Pertanyaan besarnya adalah apakah orang-orang yang menggaungkan dan menggoreng narasi itu mengalami dan merasakan perbuatan intoleran dan ujaran kebencian dari orang lain. Kapan, dimana dan siapa.
Dalam pergaulan sehari-hari saya berkawan dengan semua suku, agama dan kami saling menghargai sehingga narasi-narasi yang digoreng oleh orang-orang aneh itu menjadi narasi tidak bermutu dan sampah yang harus dibuang ke tempat sampah.
Kemudian narasi tentang tidak pancasilais ditujukan kepada siapa semakin tidak jelas.
Kalau arahnya kepada teroris tentu tidak mewakili umat islam yang mayoritas. Yang saya fahami orang tidak pancasilais adalah mereka yang tidak ber-Tuhan, tidak adil dan tidak beradab terhadap kemanusiaan, tidak menjaga persatuan indonesia, tidak bijaksana terhadap rakyat indonesia dan tidak adil kepada kehidupan sosial rakyat indonesia.
Yang saya fahami para koruptor kakap dan pengusaha yang menguasai sumber daya alam indonesia yang berlebihan adalah manusia yang tidak pancasilais, yang intoleran dan sumber utama memproduksi ujaran kebencian.
Secara jujur rakyat pasti benci dan tidak suka dengan mereka karena perbuatan mereka itu menyebabkan kemiskinan semakin meningkat, pendidikan dan kesehatan berbiaya tinggi dan pengangguran angkatan kerja semakin banyak.
Bagaimana cara berpikir dari kelompok orang-orang yang menggoreng narasi–narasi seperti itu, apa motivasi mereka. Pernahkah mereka berfikir secara objektif melihat keadaan yang dialami bangsa indonesia saat ini.
Kenapa tidak menggoreng keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Karena saat ini sangat terasa dimasyarakat ketidak adilan.
Yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin banyak. Pengangguran semakin tinggi akibat kebijakan pemerintah yang memberikan kesempatan kepada tenaga kerja asing.
Kenapa tidak menggoreng narasi bahwa indonesia saat ini darurat korupsi yang dilakukan oleh para pejabat dari pusat sampai daerah yang berkolaborasi dengan para pengusaha yang menyebabkan hak-hak rakyat indonesia menjadi terhalang.
Hak rakyat untuk mendapatkan pendidikan dan kesehatan yang murah. Hak rakyat untuk mendapatkan pekerjaan dengan mudah.
Sungguh ironis kelompok orang-orang yang menggoreng narasi–narasi yang sangat tidak masuk akal sehat dan tidak bermutu itu terus menghiasi media sosial dewasa ini.
Siapa sebenarnya mereka dan kepada siapa mereka tujukan. Apa tujuan mereka.
Semoga saja mereka sadar bahwa masih banyak hal substansial yang perlu dikritisi untuk kepentingan besar bangsa indonesia, untuk kepentingan kesejahteraan rakyat indonesia dan untuk kepentingan keutuhan NKRI.