Negara G20 Harus Bersinergi Kuat dan Selaras Menyusun Rencana Pemulihan Parekraf

JAKARTA, Pewartasatu.com – Negara-negara G20 harus dapat bersinergi dengan kuat dan bergerak selaras menyusun rencana kebangkitan ekonomi yang ditopang sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dengan memaksimalkan peluang dan tantangan di tengah pandemi maupun pasca pandemi dengan penuh kehati-kehatian. Sehingga kebangkitan ekonomi dapat terwujud dengan semakin terbukanya lapangan kerja pada sektor pariwisata.

Sebagai salah satu langkah dalam mewujudkan hal tersebut, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno secara resmi meluncurkan “Tourism Working Group G20″ yang diharapkan dapat menghasilkan satu program konkret berdasarkan best practice dan dapat dikerjasamakan antarnegara anggota G20.

Kelompok kerja bidang pariwisata merupakan salah satu kelompok kerja yang berada di bawah sherpa track (membahas isu ekonomi non-keuangan, termasuk pariwisata) dan diampu oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif selaku ketua dari kelompok kerja tersebut. Rangkaian pertemuan Kelompok Kerja Pariwisata tersebut meliputi Tourism Working Group (TWG) tingkat pejabat eselon 1 pada 10-11 Mei 2022 di Labuan Bajo secara hybrid.

Pertemuan TWG kedua pada 23 September 2022 akan digelari di Bali secara luring. Kemudian dilanjutkan Tourism Minister meeting (TMM) pada 26 September 2022 di Bali. Kemudian ada pula rangkaian kegiatan side event berupa konferensi, seminar, forum global, dan pameran.

“Dengan menganut semangat ‘Recover Together, Recover Stronger’, G20 perlu mendukung peran penting sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dalam memperkuat kepemimpinan global yang kolektif melalui pariwisata dan harus memastikan tidak ada satupun yang ditinggalkan,” kata Menparekraf Sandiaga Uno saat “Kick-off Tourism Working Group (TWG) G20 Tahun 2022″ secara daring, Senin (14/2/2022).

Tourism Working Group G20 Presidensi Indonesia berfokus pada upaya memajukan pemulihan sektor pariwisata pasca krisis COVID-19 dengan mempromosikan ketahanan pariwisata.

Seperti diketahui, pandemi global telah menciptakan tantangan bagi sektor pariwisata. Jumlah wisatawan mancanegara pada 2020 mengalami penurunan sebesar 1 miliar orang dari tahun sebelumnya atau terjadi penurunan sekitar 74 persen.

Sementara di tingkat nasional, dampak pandemi terhadap pariwisata dan ekonomi kreatif juga luar biasa besar. Terjadi penurunan signifikan jumlah wisatawan asing sebesar 75 persen dan wisatawan domestik sekitar 30 persen. Akibatnya, mata pencaharian masyarakat terganggu dimana terdapat 34 juta masyarakat yang menggantungkan pekerjaan pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

“Working Group yang tersusun telah mengidentifikasi isu utama yaitu penguatan masyarakat sebagai agen perubahan untuk transformasi pariwisata. Oleh karena itu, working group ini akan memfokuskan pada pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan lebih lanjut untuk UMKM dan Community Based Tourism seperti desa wisata, desa kreatif, dan program-program yang berkeadilan,” kata Sandiaga.

Sandiaga berharap, dengan tema tersebut, para menteri pariwisata G20 ditunjang dukungan UNWTO dan mitra terkait, akan menyepakati pedoman penguatan komunitas dan UMKM sebagai agen transformasi pariwisata, pemulihan yang berpusat pada rakyat.

“Melalui tourism working group ini kami harapkan dapat menghasilkan satu program yang konkret berdasarkan best practice, dan Indonesia sudah dianggap telah menjalankan best practice dalam menangani COVID-19 dan ini sudah sesuai dengan arahan Presiden Jokowi,” kata Sandiaga.

Tahun ini Kemenparekraf berencana melaksanakan back-to-back kegiatan Tourism Ministerial Meeting (TMM) G20 dengan kegiatan World Tourism Day 2022. Sehingga sinergi yang kuat di internal Kemenparekraf, termasuk sinergi bersama kementerian/lembaga adalah mutlak untuk memperjuangkan kepentingan nasional.

Menparekraf menegaskan peran penting Kemenparekraf yang harus menjadi Consensus Builder. Ide-ide/outcome document yang diterima seluruh negara anggota G20 nantinya harus merujuk pada tiga pilar arahan Presiden, yakni kesehatan yang inklusif, transformasi digital, dan transisi energi.

“Akhirnya, kami percaya bahwa 2022 adalah tahun kebangkitan, tahun yang luar biasa, tahun kepulihan yang akan membuka lapangan kerja luas yang akan menuju Indonesia Emas. Pariwisata akan jadi lokomotif,” kata Sandiaga.

“Saya mengajak seluruh stakeholders, untuk berlomba-lomba menggelar perhelatan-perhelatan yang mendukung G20 sebagai bagian dari semangat kita bersama yang mendukung suksesnya penyelenggaraan G20 di Indonesia. Saya mengharapkan dukungan yang aktif dalam pemulihan ekonomi Indonesia, karena penyelenggaraan event akan membuka peluang ekonomi dan ciptakan lapangan kerja,” ujar Sandiaga.

Sementara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan Presidensi G20 sangat penting untuk bisa mencapai perubahan dunia, terutama pemulihan inklusif dan pertumbuhan ekonomi global yang lebih tanggap dan kuat. Dengan 400 acara dan tersebar di 25 kota, Presidensi G20 ini diharapkan bisa menjadi kickstart dari sektor pariwisata atau sektor MICE,” kata Airlangga.

Potensi PDB diperkirakan mencapai Rp7,4 triliun dan diharapkan ada 33.000 lapangan kerja baru tercipta.

“Oleh karena itu saya tentu berharap Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebagai pengampu Tourism Working Group agar menjadi lokomotif terhadap pemulihan dari sektor pariwisata terutama MICE,” kata Airlangga.

Di kesempatan yang sama turut hadir secara daring, Sekjen UNWTO Zurab Pololikashvili. Ia mengucapkan selamat dan sukses kepada Indonesia yang menjadi Presidensi G20 tahun 2022.

Menurutnya koordinasi dan solidaritas adalah kunci penting bagi semua pihak, terutama negara-negara G20 untuk bersama-sama menuju masa depan. Terutama melewati masa-masa berat selama dua tahun kebelakang akibat pandemi COVID-19.

“Semangat dari G20 yang mengusung slogan ‘Recover Together, Recover Stronger’ sejalan dengan semangat dari United Nations. UN sap untuk berkoordinasi dan berkolaborasi di semua level,” kata Zurab.

Salah satu yang harus diperkuat adalah dalam memperkuat transformasi digital. Dikatakannya hal ini sangat penting karena digitalisasi terbukti mampu mendorong kebangkitan sektor pariwisata.

“Termasuk bagaimana kita bersama mengatasi isu perubahan iklim,” kata Zurab.

Hal senada dikatakan Duta Besar Italia untuk Indonesia, Benedetto Latteri. Ia menyampaikan selamat kepada Indonesia yang telah mengambil alih Presidensi G20 Tourism Working Group. Pandemi dikatakannya telah membuat banyak pihak sadar akan pentingnya pariwisata bagi perkembangan ekonomi dan masyarakat.

Ia mengatakan, industri pariwisata dan komunitas lokal harus dapat mengambil kesempatan yang ditawarkan oleh tren baru pengalaman wisata yang berkelanjutan.

“Saya yakin presidensi Indonesia akan mengarahkan aktivitas dari tourism working group dalam cara yang paling efektif untuk mengatasi tantangan dan mengambil kesempatan untuk mendorong kemakmuran, mendorong pembangunan bagi masyarakat kita, serta mengkonsolidasi sektor pariwisata yang ramah lingkungan. Kami siap bekerja sama dalam tugas ini dan saya ucapkan selamat dan sukses akan rencana kegiatan dari tourism working Group,” ujar Benedetto Latteri. ( Maulina)

Maulina Lestari: