Ketua PDIP, Megawati Soekarno Putri. (Foto: Ist)
Oleh: Saiful Huda Ems.
MENJELANG Reformasi ’98, hanya ada satu partai politik yang memikat hati saya karena keseriusannya dalam menegakkan keadilan dan membela nasib orang-orang pinggiran, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Namun karena di masa itu saya sudah bersepakat duluan bersama teman-teman seperjuangan yang tengah sibuk-sibuknya mendirikan partai baru, yakni Partai Uni Demokrasi Indonesia (PUDI) yang diketuai oleh Dr. Ir. Sri Bintang Pamungkas, maka keinginan besar saya untuk bergabung dengan PDIP saat itu saya urungkan.
Bagi saya ketika itu, jika saja PDIP kembali dihadang oleh kekuatan sisa-sisa pendukung Rezim Orde Baru untuk bisa menang di PEMILU 1999, paling tidak saya bersama teman-teman seperjuangan masih memiliki kekuatan tersendiri yang para anggota dan pengurusnya didominasi oleh kalangan aktivis pergerakan. Akan tetapi takdir berkehendak lain, partai kami ketika itu (PUDI) kalah, dan PDIP malah meraih kemenangan total di PEMILU 1999, dan saat itu jelas, tidak ada Jokowi di sana.
Ini artinya PDIP memang dari aslinya memang sudah kuat, luar biasa, dimana rakyat menjadi kekuatan penggeraknya yang utama. Tidak ada yang namanya Jokowi effect, yang ada itu Kesetiaan Pada Kebenaran dan Keadilan PDIP effect.
Tidak sia-sia rasanya, jika ketika PDIP masih bernama PDI terus diganggu, diteror oleh Rezim Orba, saya dkk. turut membela dan menjadi pendukung utamanya. Bahkan sebelum Kantor DPP PDI diserbu oleh Pasukan Siluman Pendukung Rezim ORBA di tahun 1996, sayapun turut hadir di acara-acara mimbar bebas di sana, dan kemana-mana saat itu saya selalu menggunakan kaos bergambar Ibu Megawati Soekarnoputri, Sang Ketua Umum PDI/PDIP yang visioner, revolusioner. Bahkan sampai ketika PDIP berhasil memenangkan PILPRES di tahun 2014 dan 2019 Ibu Megawati masih tetap visioner dan revolusioner. Maka tidak heran, Jokowi yang tidak mewarisi obor api perjuangan, tidak pernah sanggup untuk bisa berjuang bersama Ibu Megawati Soekarnoputri. Jokowi terlempar dengan sendirinya, seperti Air dan Minyak yang tak dapat menyatu.
Tak lama lagi PDIP akan menyelenggarakan Rakernas V di Ancol Jakarta, yakni pada tanggal 24 hingga 27 Mei 2024. Menurut penjelasan dari Sekjen PDIP, yakni Mas Hasto Kristiyanto, di Rakernas V PDIP ini akan disampaikan sikap politik PDIP yang berkaitan dengan tantangan-tantangan demokrasi yang akan datang. Selain itu Rakernas juga akan menjadi momentum untuk mengevaluasi hasil Pemilu Presiden dan Pemilu Legislatif 2024. Melalui forum Rakernas ini PDIP pun akan melakukan konsolidasi menghadapi Pilkada 2024.
Tema Rakernas V PDIP adalah “Satyameva Jayate” yang berarti kebenaran pasti menang. Dan sub temanya adalah “Kekuatan persatuan rakyat dalam kebenaran”. Dahsyat dan menarik sekali bukan? Apalagi dalam agenda utama di Pembukaan Rakernas V PDIP ini adalah menerima Obor Api Perjuangan Nan Tak Kunjung Padam, yang kemudian dilanjutkan dengan pidato politik dari Ketua Umum PDIP Ibu Megawati Soekarnoputri, yang biasanya ditunggu-tunggu oleh jutaan orang, khususnya oleh para politisi di negeri ini.
PDIP menjadi partai politik yang paling awet digandrungi oleh mayoritas rakyat, ini mungkin berkat usaha gigih dari Ketum, Sekjen dan para pengurus serta anggota PDIP sendiri mulai dari tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, hingga ke tingkat Ranting, yang selalu berusaha keras dan sungguh-sungguh –sebagaimana yang pernah diungkapkan oleh Sekjen PDIP Mas Hasto Kristiyanto–untuk membangun kesadaran kolektif ideologis, sehingga PDIP selalu bisa konsisten sebagai partai yang berwajah kerakyatan. Dan sebagaimana Ibu Megawati yang selalu ingatkan, agar para calon kader utama itu tidak berpikir masuk partai untuk mencari uang. Partai politik adalah alat untuk melayani rakyat sesuai ideologi, bukan mencari kekayaan.
Berangkat dari niat tulus dan visi bagus itulah, tak heran PDIP dapat selalu berjaya di tengah berbagai terpaan badai yang ada. Ketika banyak partai-partai politik yang orientasinya kekuasaan dan fulus an sich, hingga orang baru dua hari jadi kader bisa langsung menjadi Ketum Partai agar partainya bisa lolos ke Senayan meskipun nyatanya tidak kesampaian, PDIP dari awal sudah berusaha sekuat tenaga untuk menjadi partai modern, profesional dan memiliki kualitas sumber daya kader yang teruji kepemimpinan dan kepekaannya terhadap rakyat sebagai penggerak partai. Ya, berkat pendidikan dan pengkaderan yang dilakukan oleh PDIP lah, PDIP bisa melahirkan politisi-politisi berkelas seperti Mas Hasto Kristiyanto, Mas Ganjar Pranowo, Ibu Tri Rismaharini, Ko Ahok, Mas Djarot Saiful Hidayat, Mas Azwar Anas dll.
Selamat melaksanakan Rakernas V PDIP di Beach International Stadium Ancol Jakarta 24 sampai 27 Mei 2024. Semoga Rakernas V PDIP nanti, dapat menjadi obat dahaga jiwa Rakyat Indonesia, khususnya bagi para Akademisi Kampus yang saat ini resah karena kehancuran pencapaian Demokrasi yang telah lama rakyat perjuangkan, serta umumnya bagi Rakyat yang rindu datangnya keadilan, karena sudah teramat lama rakyat dibodohkan dan dimiskinkan.
Pembunuhan demi pembunuhan, serta pemerkosaan demi pemerkosaan yang terjadi di tengah kehidupan rakyat yang tak tertuntaskan proses hukumnya, harga-harga kebutuhan pokok rakyat yang terus meroket, penipuan-penipuan melalui medsos, judi online, biaya pendidikan perguruan tinggi yang kian sulit dijangkau oleh rakyat kecil lagi, maraknya aksi bunuh diri karena terhimpit persoalan ekonomi, banyaknya pengangguran, nasib kaum buruh yang tak diperhatikan, konflik antar umat beragama, Pilpres dan Pileg yang kacau balau, penuh aroma transaksional dan direkayasa oleh penguasa sesuka hatinya, serta brutalnya Rezim Jokowi mengacak-acak peraturan perundang-undangan yang hanya berpihak pada kelompoknya saja, semoga dapat dibahas dan ditemukan solusinya oleh para peserta Rakernas V PDIP.
Intinya, jangan sampai di Pilpres, Pileg dan Pilkada mendatang, para politisi tak lagi mau bertarung secara serius dan benar, karena menganggap tidak ada untungnya bertarung, berjuang dengan benar kalau pada akhirnya keputusan pemenangnya hanya mengikuti selera Sang Kaisar berhidung panjang, beromong besar, suka membual dan menghianati teman-teman seperjuangan, tidak peka pada penderitaan rakyat dan hanya mau mendengar Pak Menteri Segala Urusan dan Situasi alias MENSTRUASI. Jayalah PDIP ! Selamat berjuang ! Kami tunggu Obor Api Perjuanganmu yang lebih berkobar lagi ! Rakyat pinggiran menunggu Hasil Rakernasmu dengan hati berdebar-debar ! Merdeka !…(SHE).
Rabu, 22 Mei 2024.
Saiful Huda Ems (SHE). Lawyer dan Pemerhati Politik.