OKU Timur berharap ada agen besar serap ternak sapi hasil penggemukan

Ini yang masih menjadi masalah kami. Sapi sudah digemukkan, sudah sehat, sudah bagus, eh ternyata pasarnya sedikitMartapura – Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Sumatera Selatan, mengharapkan ada agen besar yang mau membeli sapi-sapi hasil program penggemukan.

Bupati Ogan Komering Ulu Timur HM Kholid MD di Martapura, Jumat, mengatakan, program penggemukan sapi yang dirintis sejak tiga tahun terakhir sudah berhasil namun lantaran berat dan harganya yang berbeda membuat sulit dipasarkan.

"Ini yang masih menjadi masalah kami. Sapi sudah digemukkan, sudah sehat, sudah bagus, eh ternyata pasarnya sedikit," kata Kholid.

Ia mengatakan pasar penjualan daging sapi ternyata lebih menginginkan sapi dengan harga berkisar Rp15 juta hingga Rp17 juta per ekornya. Sementara, sapi hasil penggemukan di OKU Timur itu berkisar Rp29 juta per ekornya karena berat bisa menembus 400-500 kg.

Lantaran persoalan tersebut membuat peternak harus menunggu jika ingin melepas sapi-sapinya itu sampai menemukan pembeli yang benar-benar menginginkan ternak yang lebih gemuk.

Solusinya, terkadang peternak harus membawa ternaknya itu ke kota besar seperti Palembang hingga luar provinsi seperti ke Lampung karena jarak tempuh OKUT-Lampung hanya 2 km.

"Harus ada agen besar yang mau membelinya, jika kalangan perorangan maka sulit untuk lakunya. Kami dari pemkab sedang berupaya menemukan jaringan agen tersebut," kata dia.

Bahkan, Kholid menjamin, jika ada agen besar yang berminat maka Pemkab akan menjamin ketersediaan stok mengingat saat ini ada sekitar 80.000 ekor sapi yang sedang digemukkan.

OKUT sendiri dikenal sebagai sentra peternakan dan penggemukan sapi di Sumsel karena hampir 30 persen penduduk di kabupaten tersebut yang berjumlah total 639.000u orang memiliki sapi sebagai aset keluarga.

Salah satunya sentra penggemukan sapi di Desa Nusa Tunggal. Sapi yang merupakan bibit lokal kemudian digemukkan dengan cara memberikan pakan dan suntikan seperti layaknya sapi brahman.

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Ahmad Buchori
COPYRIGHT © ANTARA 2019

Diana Sari: