Pewartasatu.com-Pada Rakornas Pengadaan 2019 berbagi apa yang telah kami kerjakan di DKI Jakarta.
Visi jakarta sebagai sebuah ibukota, kita ingin kota yang maju, lestari dan berbudaya yang warganya terlibat dalam mewujudkan keberadaban, keadilan dan kesejahteraan bagi semua.
Kata kuncinya: warganya terlibat atau dalam bahasa kita sehari-hari, gotong royong. Republik ini, kota ini harus dibangun dengan semangat gotong royong. Maka kita menerjemahkan visi ini menjadi kerangka kerja di pemerintah.
Bagaimana Pemprov DKI memfasilitasi keterlibatan warganya?
Kami bersyukur, telah ada diterbitkan Perpres no.16/2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa yang di dalamnya memberikan peluang untuk mengajak warga melalui swakelola tipe 3 dan 4
Jika selama ini pemerintah melaksanakan sendiri program-programnya dan warga menunggu dilayani saja (City 1.0), sekarang kami bisa mengajak warga menjadi mitra pemerintah, bersama-sama menyelesaikan masalah kotanya. Ini yang kita sebut sebagai City 4.0.
Prinsip keterlibatan publik ini kita jalankan dalam integrasi transportasi publik di Jakarta. Kita ingin menghubungkan seluruh jakarta (90%), tiap 500 meter dari mana pun kita berada akan ada halte kendaraan umum. Kalau Pemprov mengerjakan itu sendiri maka kita harus membeli ribuan bus baru. Tapi yang kami lakukan, kita undang semua operator kendaraan umum, menyusun bersama sebuah kolaborasi, operator-operator itu masuk ke e-katalog, kita membayar jasa mereka per kilometer.
Yang terjadi kemudian, jaringan transportasi Jakarta terintegrasi: JakLingko. Kita bisa naik angkot dari mana saja, pindah ke TJ dengan satu kartu dalam 3 jam. Operator angkutan umum usahanya tumbuh, jaringan transportasi kita tumbuh, waktu tempuh warga di jalan juga berkurang karena angkot tidak lagi ngetem. Dengan kolaborasi JakLingko ini kita berhasil meningkatkan jumlah penumpang Transjakarta 2 kali lipat dalam 2 tahun.
Contoh berikutnya Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT AS). Selama ini rata-rata 30% anak-anak kita masuk sekolah tanpa sarapan pagi, padahal asupan gizi di pagi hari sangat menentukan kemampuan menyerap pelajaran.
Sejak tahun 2018 Pemprov DKI bekerja sama dengan komite sekolah dan orang tua melalui pengadaan swakelola tipe 4. Kami yang menyediakan anggarannya, para ibu-ibu, orangtua murid yang memasak sarapan, dengan menu yang gizinya diawasi Dinkes DKI. Dan kalau orangtua yang memasak sendiri, tentu mereka ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Kini PMT-AS sudah memberikan sarapan pagi untuk 35 ribu anak sekolah di Jakarta setiap pagi.
Itulah beberapa contoh yang telah kami kerjakan di DKI Jakarta.
Masyarakat yang selama ini hanya menjadi penonton pembangunan, kita ajak untuk menjadi pelaku utama dalam pembangunan. Dalam jangka panjang mereka juga akan turut merawat hasil pembangunan kotanya.
Kita terus mendorong kolaborasi warga dalam pengadaan barang dan jasa, tercatat di LKPP ada 17 katalog dengan 4857 item, lalu di e-order kita juga telah terdaftar 14 ribu UMKM sebagai bagian dari Pengembangan Kewirausahaan Terpadu.
Terima kasih atas bimbingan LKPP selama ini, kita berharap bisa terus kembangkan dan mendorong lebih luas keterlibatan warga. Dengan pendekatan pembangunan seperti ini harapannya dapat mencapai tujuan kita: Keadilan Sosial.
Sumber :FB,ABW