Pasca Firli TSK, Dewas KPK Jadi Sasaran Kritik dan Diminta Mundur

Mantan Ketua KPK Abraham Samad dan sejumlah mantan pimpinan KPK lainnya mengikuti unjuk rasa di depann Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, April  baru lalu.//Foto: Beritasatu.com

JAKARTA. Pewartasatu.com — Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi alias Dewas KPK menjadi sasaran kritik, bahkan kecaman, pasca ditetapkannya Firli Bahuri sebagai tersangka (TSK) kasus pemerasan terhadap Mentan (mantan) Syahrul Yasin Limpo.

Pimpinan Komisi III DPR, Ahmad Sahroni, menilai kinerja Dewas KPK semakin lemot, dan berjanji selain akan mengevaluasi KPK, juga akn mengevaluasi kinerja Dewas, sementara mantan Ketua KPK Abraham Samad tegas menyatakan, jika Dewas KPK merasa tidak berani dan tidak mampu melaksanakan tugasnya, sebaiknya mereka yang duduk di Dewas mundur saja.

“Karena Anda digaji tidak sedikit dari uang rakyat,” kata Abraham Samad saat bersama eks karyawan KPK, Kamis siang, mendatangi KPK.

Mantan pimpinan KPK hingga mantan pegawai KPK korban tes wawasan kebangasaan (TWK) mendatangangi Gedung Merah Putih untuk ‘merayakan’ penetapan Ketua KPK Firli Bahuri sebagai tersangka dugaan korupsi.

Saat tiba di KPK, mereka menyanyikan yel-yel yang berbunyi, ‘tangkap, tangkap, Firli Bahuri, tangkap Firli Bahuri, sekarang juga.’

Samad malah menilai Dewas KPK tidak bertanggung jawab, karena semua pelanggaran etik yang ada di lingkungan KPK disebabkan karena lemahnya pengawasan Dewas KPK.

“Kenapa pelanggaran etik itu berulang di KPK, karena Dewas tidak pernah memberikan sanksi yang maksimal,” ucap Abraham.

Menurut dia, ketegasan Dewas KPK sangat menentukan. Jika tidak, pelanggaran-pelanggaran etik yang dilakukan pegawai atau pimpinan KPK dapat terulang kembali.

Kritik terhadap Dewas ini juga dilontarkan Ahmad Sahroni.Dia menilai Dewas KPK terlalu lemot dan lamban menangani kasus Firli Bahuri.

“Mungkin juga terkait Dewas KPK selama ini kan saya agak kritik juga, kinerjanya bukan makin baik tapi makin lemot,” kata Sahroni di Senayan.

Menurut Sahroni seharusnya Dewas KPK bisa bergerak lebih cepat merespons kasus pemerasan yang dilakukan Firli.”Minimal mereka merespons lebih dulu terhadap apa yang sudah dilaporkan terkait komisioner KPK,” kata politisi Nasdem itu.

Selain mengkritik Dewas, Abraham Samad dan para mantan karyawan KPK yang mendatngani Gedung Merah Putih juga mendesak Polri segera mengambil tindak lanjut berupa penangkapan dan penahanan Firli Bahuri.

“Harus segera mengeluarkan surat penangkapan terhadap Firli, agar dia tidak melarikan diri, dia tidak mempersulit pemeriksaan, dan dia tidak menghilangkan barang bukti,” kata Abraham.

Samad mendorong kepolisian agar dapat melakukan prosedur hukum dengan cepat, dan menahan Firli. Dengan begitu, peristiwa ini menjadi momentum untuk membersihkan KPK.

Baik Samad maupun mantan pimpinan KPK lainny yang hadir, Bambang Wijojanto, sam menduga Firli Bahuri tidak mungkin melakukan aksinya seorang diri. Sehingga, kepolisian diminta untuk bekerja keras membongkar siapa saja yang terlibat selain Firli.

Selain Samad dan Bambang, terlihat hadir para mantan karyawan KPK seperti Novel Baswedan, Yudi Purnomo Harahap, dan M Praswad Nugraha.**

Brilliansyah: