JAKARTA, Pewartasatu.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat mewaspadai hujan yang terjadi usai gempa bumi magnitudo 5,6 di Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11).
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan lereng-lereng yang rapuh usai gempa dikhawatirkan dapat memicu longsor dan banjir bandang jika hujan terjadi.
“Pada lereng-lereng yang sudah rapuh, retak-retak karena diguncang gempa, apabila hujan turun dikhawatirkan material-material yang terlepas, yang terguncang gempa ini dapat tersapu air hujan dan dapat memberikan dampak ikutan berupa longsor ataupun banjir bandang,” kata Dwikorita dalam konferensi pers, Senin (21/11/2022).
Ia meminta masyarakat untuk menjauhi lereng atau bantaran sungai ketika hujan terjadi.
“Kami mohon diwaspadai pula apabila hujan, mohon tidak di dekat lereng, atau menghindar dari bantaran sungai yang dikhawatirkan banjir bandang,” katanya.
Sebelumnya, gempa berkekuatan magnitudo 5,6 mengguncang Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11). Gempa terjadi pada kedalaman 10 kilometer, dengan koordinat 6,84 Lintang Selatan –107.05 Bujur Timur.
Gempa juga dirasakan masyarakat di kawasan Jabodetabek. Getaran gempa membuat sejumlah gedung perkantoran berguncang.
Kapolres Cianjur Doni Hermawan menyatakan 20 orang meninggal dunia akibat gempa yang terjadi pada hari ini.
Dia mengatakan itu merujuk data dari RSUD Kabupaten Cianjur. Sebanyak 100 orang lainnya mengalami luka dan dirawat di RSUD.
“Gempa Kuat M 5,6 Guncang Cianjur ”
Gempa kuat dengan M 5,6 mengguncang Cianjur hingga Jabodetabek. Peristiwa itu menyebabkan kerusakan macam rumah hancur, bangunan yang rusak dan puluhan warga dilaporkan tewas.(**)