Pegawai Transmigrasi Ikuti Pelatihan Transpolitan dari Kemendes-UGM

Direktur Jenderal Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi Danton Ginting Munthe (nomer dua dari Kiri). (Foto: Dok. Kemendes).

 

 

JAKARTA, Pewartasatu.com – – Kemendes PDTT bersama Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan pelatihan transpolitan yang diikuti pegawai transmigrasi pusat dan daerah.

Dua hari pertama rangkaian pelatihan diikuti sebanyak 50 peserta, begitu pun dua hari terakhir yang akan diikuti 50 peserta lainnya.

Sekretaris Ditjen PPK Transmigrasi Sigit Mustofa Nurdin mengatakan para guru besar dan dosen-dosen UGM melatih penuh pegawai transmigrasi pusat dan daerah mulai dari pemahaman konseptual hingga penyusunan kerja masing-masing wilayah.

“Dimulai dari pemahaman konseptual, adaptasi sesuai kondisi kawasan transmigrasi yang berbeda-beda, pengecekan lapangan yang serupa dengan daerah transmigrasi, kemudian diakhiri penyusunan rencana kerja masing-masing wilayah,” ucap Sigit dalam keterangan tertulis, Rabu (14/6/2023).

Mendes Instruksikan Penggunaan Dana Desa untuk Teknologi Tepat Guna
Pelatihan ini mencakup pemahaman tentang pengetahuan transpolitan hingga praktek implementasinya di lapangan.

“Inilah kunci efektivitas penerapan arah kebijakan transpolitan hingga lima tahun ke depan,” lanjut Sigit.

Sebelumnya, Menteri Desa, PDT, dan Transmigrasi A Halim Iskandar menetapkan transpolitan sebagai arah kebijakan jangka panjang untuk mensejahterakan transmigran. Untuk mewujudkannya, para pegawai pusat dan daerah di bidang transmigrasi dilatih secara teknis.

Transpolitan harus dilaksanakan melalui kolaborasi pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat dan media. Hubungan pentahelix itu harus selalu paralel dengan era Revolusi Industri 4.0,” ujar Halim Iskandar.

Di sisi lain, Direktur Jenderal Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi Danton Ginting Munthe menjelaskan pembangunan berbasis Revolusi Industri 4.0 tidak sekadar mengandalkan jumlah penduduk, melainkan turut menekankan kualitas personal sebagai dasar pelatihan transpolitan.

Program transmigrasi telah dilaksanakan pemerintah Indonesia sejak 1950 hingga kini. Beragam perbaikan penyelenggaraan transmigrasi dijalankan mengikuti perkembangan zaman.

Paradigma transmigrasi juga turut mengalami transformasi. Semula, orientasi pembangunan transmigrasi mengacu pada penyebaran penduduk atau perpindahan dari wilayah padat penduduk ke daerah jarang penduduk. Pemikiran tersebut kemudian bergeser pada upaya pengembangan wilayah berbasis Kawasan transmigrasi.

Menindaklanjuti ketetapan 152 kawasan transmigrasi pada era pembangunan jangka menengah periode 2020-2024, pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi fokus pada upaya revitalisasi kawasan transmigrasi. Hal ini menjadi pusat pertumbuhan baru menuju transmigrasi era digital.

Transpolitan kemudian dideklarasikan pada Kongres Transmigrasi pada tanggal 19 September 2019 sebagai kesepakatan inovasi revitalisasi kawasan transmigrasi masa kini.(**)

Maulina Lestari: