Aktual Kesra

Pemerintah Tingkatkan Ekspor dan Digitalisasi Pemasaran Produk

JAKARTA, PEWARTASATU.COM – 4 Oktober 2020 – Sektor perdagangan di Tanah Air mengalami penurunan akibat Pandemi Covid-19. Namun demikian ada beberapa sektor produk yang dapat bersaing dipasar ekspor, seperti logam mulia dan perhiasan, kataDirektur Pengembangan Promosi dan Citra Kementerian Perdagangan, Tuti Prahastuti dalam acara Pra Rakornas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2020 yang diselenggarakan Kemenparekraf/Baparekraf, Jumat (2/10/2020), di Balairung Soesilo Soedarman.

Dikatakan oleh Tuti, perhiasan memang mengalami peningkatan dikarenakan desainnya yang beraneka ragam, dan ini bisa menjadi daya tarik dan kekuatan dari perhiasan yang diekspor ke luar negeri.

Hadir disesi FGD yang membahas tema Pemulihan Ekonomi Nasional II turut, Direktur Industri Kecil dan Menengah (IKM) Pangan, Barang Dari Kayu dan Furnitur Kemenperin, Sri Yuniarti; dan Asisten Deputi Pemasaran Kemenkop UKM, Destry Anna Sari.

Tuti menuturkan, pihaknya telah membuat beberapa kebijakan untuk mempertahankan neraca perdagangan Indonesia di masa pandemi COVID-19 pada sisi suplai dan permintaan (demand). Di sisi suplai, Kemendag menyederhanakan proses pengurusan ekspor melalui National Logistics Ecosystem, mempermudah dan mempercepat pelayanan penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA) barang ekspor melalui penerapan affixed signature dan stamp.

Sementara, untuk kebijakan di sisi permintaan,Tuti menekankan untuk menggencarkan promosi dagang secara virtual melalui perwakilan Kemendag di luar negeri, sebagai upaya untuk mempenetrasi pasar internasional dan mendorong pelaksanaan business matching

Sementara Direktur Industri Kecil dan Menengah (IKM) Pangan, Barang Dari Kayu dan Furnitur Kemenperin, Sri Yuniarti menuturkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ada sekitar 4 juta IKM di Indonesia yang menyerap lebih dari 10 juta tenaga kerja. Berdasarkan data tersebut, lanjut Sri, pihaknya telah melakukan program-program yang bertujuan untuk menumbuhkan wirausaha baru dan menguatkan daya saing IKM.

Program-program itu diwujudkan dalam gerakan “Bangga Buatan Indonesia” yang bertujuan membangkitkan sektor ekonomi kreatif Tanah Air yang mengalami penurunan karena terdampak pandemi COVID-19.

Sinergi Stakeholder

Sekretaris Kemenparekraf/Sekretaris Utama Baparekraf Ni Wayan Giri Adnyani menjelaskan, Pra Rakornas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif digelar selama dua hari pada 1 hingga 2 Oktober 2020. Kegiatan ini merupakan bentuk sinergi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan stakeholder dalam upaya mempercepat dan mengakselerasi reaktivasi serta memulihkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf).

“Dampak pandemi COVID-19 terhadap kepariwisataan nasional sangat signifikan sehingga perlu dilakukan langkah-langkah strategis dalam mempercepat pemulihan kepariwisataan nasional,” kata Giri.

Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pariwisata sendiri dijadwalkan akan berlangsung pada 14-15 Oktober 2020 di Bali, untuk mengkonsolidasikan stakeholder, Kementerian/Lembaga, serta pelaku parekraf dalam mempercepat atau mengakselerasi pemulihan sektor parekraf.  Pertemuan itu diharapkan menjadi wadah koordinasi dan sinkronisasi strategi, program serta kegiatan seluruh stakeholder dalam rangka menghasilkan kebijakan yang bisa mempercepat akselerasi, reaktivasi dan pemulihan sektor parekraf.

“Caranya bisa dengan menyinergikan model bisnis dengan K/L dan stakeholder untuk mendapatkan skema stimulus yang tepat di bidang parekraf,” ujarnya.

Giri menjelaskan, dalam rangka menindaklanjuti arahan Presiden Jokowi agar memanfaatkan momentum pandemi COVID-19 untuk bangkit, maka Kemenparekraf memanfaatkan fase pandemi ini untuk memperbaiki supply and demand melalui enam langkah di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

“Yang pertama, mempersiapkan destinasi wisata, kedua membangun infrastruktur konektivitas yang kompetitif dengan negara-negara lain. Ketiga, implementasi dan monitoring penerapan protokol CHSE di daerah. Keempat menciptakan dan membangun daya tarik wisata. Kelima, meningkatkan kualitas SDM parekraf dan yang keenam, meningkatkan kuantitas, dan kualitas produk ekraf,” ujarnya.(Maulina)

Leave a Comment