Perkuat Listrik Jakarta dan Banten, PLN Operasikan SUTT dengan TKDN 96,7 Persen

JAKARTA, Pewartasatu.com – PT PLN (Persero) sukses merampungkan pembangunan 2 (dua) infrastruktur ketenagalistrikan tegangan tinggi untuk mendukung laju pertumbuhan ekonomi dan bisnis di Jakarta dan Banten.  Hal ini ditandai dengan pemberian tegangan pada Gardu Induk Digital (GID) 150 kV Teluk Naga II dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Teluk Naga II – Incomer (Teluk Naga – PLTU Lontar) yang berada di Kabupaten Tangerang.

Pemberian tegangan ( _energize_) berhasil dilangsungkan secara bertahap pada tanggal 7 November 2022 pukul 01.11 WIB pada GID 150 kV Teluknaga II. kemudian Sirkit 1 SUTT 150 kV Teluk Naga – Incomer (Teluk Naga – PLTU Lontar), dilanjutkan dengan _energize_ sirkit 2 pada 15 November 2022.

General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Barat (UIP JBB) Octavianus Padudung menjelaskan keberhasilan _energize_ pada kedua proyek ini akan memenuhi kebutuhan pasokan listrik di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, karena sebelumnya pasokan listrik berasal dari trafo pada Gardu Induk Teluk Naga lama yang saat ini bebannya sudah _over capacity_.

“Proyek ini hadir untuk menjawab kebutuhan listrik pada kawasan terpadu di PIK dan sekitarnya, seperti perumahan, apartemen, mall dan fasilitas lainnya pada kawasan Pantai Indah Kapuk 2, Dadap, Teluknaga dan sekitarnya,” kata Octavianus.

Ia mengatakan GID Teluk Naga II ini dibangun di atas lahan Pantai Indah Kapuk 2, dengan menggunakan teknik _spunpile_ dalam pembangunan pondasinya.

Di dalam pembangunan proyek ini, lanjut Octavianus, PLN turut memperhitungkan aspek Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

“Pada proyek GID 150 kV Teluk Naga II, komponen TKDN mencapai 64 persen, sedangkan SUTT 150 kV Teluk Naga II – Inc. (Teluk Naga – PLTU Lontar) komponen TKDN-nya mencapai 96,7 persen,” ungkap Octavianus.

Adapun, pembangunan GID 150 kV Teluk Naga II yang berlokasi di Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang ini merupakan GID kedua yang dibangun oleh PLN UIP JBB dengan menggunakan teknologi terbaru.

Octavianus menjelaskan, perbedaan Gardu Induk (GI) Konvensional dan GID ini terletak pada sistem kontrol _switchyard_ serta penggunaan teknologi _fiber optic_ untuk kontrol peralatan.

Selain itu, di satu sisi dengan adanya sistem pengoperasian yang bersifat _remote_ akan meningkatkan keamanan dari instalasi tersebut, serta mengurangi potensi kecelakaan kerja seperti sengatan listrik ( _electrical shock_). Karena aspek kesehatan dan keamanan ketenagalistrikan bisa dikontrol dengan maksimal.

Di sisi lain, SUTT 150 kV Teluk Naga II – Inc. (Teluk Naga – PLTU Lontar) dibangun dengan memotong jalur eksisting SUTT 150 kV PLTU Lontar – Teluk Naga, yang terbentang dari Desa Pangkalan, Teluknaga sampai dengan Desa Salembaran Jaya, Kosambi, Kabupaten Tangerang.

“Untuk mempercepat pengadaan material, pembangunan transmisi ini memanfaatkan material PDP berupa 4 set _tower tipe lattice 4 sirkit_. Lahan yang tersedia untuk tapak tower berupa tanah lunak sehingga transmisi ini dibangun dengan menggunakan pondasi _borepile_,” ujar Octavianus.

Sejumlah tantangan juga timbul dalam pengerjaan infrastruktur kelistrikan ini.  Namun dengan komitmen PLN yang gigih, perseroan berhasil merampungkan pembangunan kedua infrastruktur ketenagalistrikan ini.

Tantangan yang dihadapi selama proses pembangunan SUTT 150 kV Teluk Naga II – Inc. (Teluk Naga – PLTU Lontar) ini di antaranya akses menuju lokasi pembangunan yang berupa rawa sehingga tidak dapat dilalui menggunakan kendaraan roda empat.

Selain itu, tantangan yang dihadapi dari segi teknik adalah kala mendesign tower ke _gantry_ gardu induk. Di mana perlu perhitungan yang lebih kompleks terkait jarak bebas antar konduktor.

“Masyarakat akan mendapatkan listrik yang lebih andal dan minim gangguan karena pasokan ke gardu hubung pelanggan mempunyai _back up_ dari GID 150 kV Teluk Naga II ini,” pungkasnya.(**)

syarif: