Pijat Bayi Bangun Interaksi Bayi dengan Orang Tua

JAKARTA, Pewartasatu.com – Plt. Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Kesehatan dan Pendidikan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Endah Sri Rejeki mengatakan, membangun interaksi antara bayi dengan keluarga, terutama orang tua merupakan hal yang penting untuk dilakukan, bahkan sejak bayi masih di dalam kandungan.

Membangun interaksi dan komunikasi antara orang tua dan bayi dapat dilakukan melalui sentuhan penuh kasih dari orang tua. Hal ini merupakan salah satu faktor penting untuk perkembangan bayi yang sehat dan bahagia.

“Penelitian penunjukkan bahwa sentuhan dan pijatan rutin pada bayi merupakan salah satu faktor penting dalam pertumbuhan, komunikasi, serta proses belajar si kecil,” ujar Endah dalam Relaunching Perkumpulan Pelatih Pijat Bayi Indonesia (PERPIBI) dan Seminar Meningkatkan Kesehatan Bayi melalui Pijat secara hybrid, Minggu (19/6).

Endah menyebutkan, memberikan pijatan terhadap bayi memiliki banyak manfaat, salah satunya meningkatkan motorik dan sensorik bayi.

“Selain itu, dapat meningkatkan frekuensi menyusui pada bayi; membantu bayi untuk tidur lelap dan lebih lama; membuat ikatan atau bonding dengan orang tua; melancarkan sistem pencernaan; mencegah bayi mengalami tantrum; dan masih banyak lagi manfaat lainnya untuk lagi untuk bayi dan orang tuanya,” tutur Endah.

Menurut Endah, pemberian pijatan pada bayi merupakan salah satu bentuk pengasuhan untuk memenuhi hak anak.

“Bagi sebuah negara sumber daya yang paling berharga bukanlah hasil tambang, minyak, atau gas bumi, tapi sumber daya manusianya.’

“Oleh karena itu, investasi terbesar kita sebenarnya ada pada 84,4 juta anak Indonesia yang mencakup 31,6 persen dari keseluruhan penduduk Indonesia. Jika saat ini hak-hak mereka terpenuhi, maka akan menghasilkan sumber daya manusia berkualitas di masa depan,” ujar Endah.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo mengatakan, pemberian pijatan kepada bayi dapat menjadi salah satu upaya untuk menurunkan angka stunting.

“Stimulasi dalam hal ini pijat bayi bisa meningkatkan frekuensi menyusui, sehingga meningkatkan berat badan bayi karena ketika 3 bulan berturut-turut berat badan bayi tidak naik, maka panjang badannya terancam tidak naik juga. Hal ini mencerminkan pertumbuhan dan perkembangannya terganggu. sehingga stunting itu terjadi. Harapan kami pijat bayi bisa mengurangi kejadian stunting di masyarakat,” tutur Hasto.

Hasto menerangkan, saat ini angka stunting di Indonesia masih mencapai 24,4 persen dan pada 2024 ditargetkan turun menjadi 14 persen.

“Mengejar agar bayi tidak stunting hanya bisa dilakukan sampai 1000 hari kehidupan pertama dengan kata lain hanya sampai mendekati usia 24 bulan. Oleh karena itu, penting untuk bisa diberikan stimulasi,” pungkas Hasto.(**)

Maulina Lestari: