Ekonomi

PLN Gandeng JICA dalam Studi Percepatan Transisi Energi di Indonesia

NusaDua, Pewartasatu.com – PT PLN (Persero) dan _Japan International Cooperation Agency_ (JICA) bekerja sama dalam studi percepatan transisi energi _di Indonesia_. Hal tersebut dituangkan dalam penandatanganan _Memorandum of Understanding_ (MoU) antara PLN dengan JICA dalam rangkaian acara _Energy Transition Day_di Bali awal pekan ini

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan tujuan dari _penandatanganan_ MoU ini ialah untuk memperbarui perkiraan kebutuhan listrik pada 2060 untuk mencapai _net zero emission_.

“Kami berharap MoU studi percepatan transisi energi dengan JICA, mampu menganalisis informasi tentang masalah dan tindakan kebijakan untuk mencapai pada tahun 2060,” katanya.

Darmawan menjelaskan, kolaborasi PLN dengan JICA ini juga diharapkan dapat menghasilkan perencanaan sistem tenaga listrik yang stabil dengan pemanfaatan energi baru terbarukan.

Tidak hanya itu, kedua belah pihak sepakat untuk menandatangani MoU sebagai landasan dalam percepatan Transisi Energi di Indonesia sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan sumber daya di bidangnya, dengan melakukan pertukaran data dan melalui koordinasi bersama para pemangku kepentingan untuk mendukung kepentingan studi tersebut.

JICA adalah badan pelaksana bantuan pembangunan resmi Jepang atau _Official Development Assistance_ (ODA) dengan tujuan mendukung pembangunan sosial ekonomi, pemulihan atau stabilitas ekonomi di negara berkembang.

Darmawan menambahkan, PLN membuka kolaborasi seluas-luasnya guna menghadapi krisis energi dan perubahan iklim.

Kolaborasi ini penting, mengingat aliansi strategis mutlak diperlukan guna membangun kapasitas energi nasional demi mengembangkan teknologi pembangkit yang ramah lingkungan yang tujuannya terkait dengan _Sustainable Development Goals_ (SDGs), Perubahan iklim dan infrastruktur yang berkualitas.

“Menuju _net zero emission_ 2060, diperlukan teknologi yang dapat menggantikan pembangkit fosil untuk memikul beban dasar maupun menunjang stabilitas sistem, termasuk suplai listrik untuk daerah remote atau kepulauan,” tambahnya.(**)

Leave a Comment