Featured nasional Politik

Politisi PDI Perjuangan Khawatir Relawan Jerumuskan Jokowi, Ini Soal Capres

Presiden Jokowi hadiri Musra Relawannya di Istora Senayan, Minggu (14/5).//Foto:tvOnenews

JAKARTA. Pewartasatu.com — Politikus PDIP sekaligus Wakil Koordinator Relawan Ganjar, Adian Napitupulu menilai, para relawan bisa menjerumuskan Joko Widodo (Jokowi) untuk keluar dari batasannya sebagai presiden.

Adian menyebut hal itu bisa terjadi jika para relawan terus memaksa Jokowi memberi arahan terkait calon presiden yang harus didukung. Sebagai orang yang masih duduk di kursi presiden, kata Adian, tak seharusnya Jokowi memberikan arahan tersebut.

Sebaliknya, Adian juga berpendapat relawan Jokowi seharusnya tidak menarik-narik mantan wali kota Solo itu untuk urusan capres. Sebab, menurutnya, itu tak etis.

“Jadi enggak ada lagi tunggu arahan Jokowi. Tidak bisa. Ketika itu disampaikan, kalian bukan relawan yang baik. Kalian menjerumuskan presiden,” kata Adian dalam acara ‘Political Show’ yang disiarkan melalui CNNIndonesia TV, Senin (15/5) malam.

Adian pun meyakini Jokowi tak akan memberikan arahan terkait capres kepada para relawannya sampai kapan pun. Adian menyebut Jokowi sadar akan posisinya sebagai presiden.

Menurut Adian, Jokowi mempunyai pilihan capres sebagai warga negara dan petugas partai. Namun, Jokowi hanya bisa mengekspresikan pilihannya itu di tempat pemungutan suara (TPS).

“Sampai kapan pun Jokowi tidak akan memberikan arahan apapun. Sampai kapan pun,” kata Adian.

“Saya yakin. Kenapa? Karena dia harus menempatkan diri sebagai presiden. Tidak bisa berpihak,” lanjutnya.

Di sisi lain, meski Jokowi tak akan memberikan arahan, Adian yakin 95 persen dari 300 relawan yang aktif akan mendukung capres dari PDIP Ganjar Pranowo.

“Kalau komposisi ditanya sekarang berapa persen relawan Jokowi yang masih aktif, masih beraktivitas, mungkin 95 persen ikut Ganjar. Ini bukan menurut PDIP, tapi menurut data kita,” kata Adian.

Adian menilai sekitar 3 persen relawan belum menentukan sikap, sebab mereka terpecah ada yang pro Ganjar, pro Musra, dan pro Jokowi tiga periode.

“Itu juga harus kita pahami, tapi tidak apa-apa, itu dinamika mereka,” ujar Adian.

Sebelumnya, Jokowi mengaku akan memberi kesempatan kepada partai-partai menyelesaikan proses koalisi Pilpres 2024 sebelum ia mengumumkan satu nama capres hasil relawan Musra.

Jokowi menerima tiga nama dengan suara tertinggi hasil pilihan relawannya dalam acara puncak Musra di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (14/5). Mereka yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Airlangga Hartarto. Namun, pada kesempatan itu Jokowi belum mau mengungkap satu nama pilihannya.

“Jadi saya terus terang ini harus kita berikan waktu kepada partai atau gabungan partai untuk menyelesaikan urusan capres dan cawapres seperti apa,” kata Jokowi.

Berbagai comment muncul terhadap hasil Musra ini, termasuk hasilnya yang di mata pengamat menunjukkan Jokowi lebih memilih Prabowo sebagai (bakal) Capres .

Pengamat melihat Jokowi cenderung mengarah ke Prabowo (Capres Gerindra) dari pada Ganjar Pranowo (Capres PDIP),  yang sebetulnya dia sendiri sudah ikut mendeklarsikannya saat mendampingi Ketua Umum PDIP Megawati beberapa waktu lalu.

Prabowo Ketimbang Ganjar

Dari kriteria pemimpin Indonesia versi Jokowi, yang dilontarkannya saat puncak Musra di Istora Senayan Minggu (14/5),  pengamat politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, berpendapat kriteria capres yang diucapkan Jokowi mengarah pada Prabowo.

“Mengamati tiga nama itu, kita harus jujur yang dapat masuk kategori pemberani itu (menurut Jokowi-red) adalah Prabowo. Sinyal itu jelas,” kata Jamiluddin kepada CNNIndonesia.com, Senin (15/5).

Jamiluddin berpendapat selama ini Prabowo kerap kali dicitrakan dan diklaim sebagai pemimpin yang berani. Namun, ia mengatakan Jokowi belum berani menyebut secara gamblang tokoh yang didukungnya lantaran kerap kali memainkan simbol politik secara tersirat.

Ia menyebut Jokowi tak berani secara langsung dan frontal mengumumkan dukungannya bagi Prabowo. Hal ini dikarenakan Jokowi tak berani berkonfrontasi langsung dengan PDI Perjuangan, –partai yang membesarkannya– yang sudah mendukung Ganjar Pranowo.

Analis Politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago mengatakan kriteria capres yang diucapkan Jokowi mengarah pada Prabowo.

“Sinyal diberikan oleh Jokowi terhadap sosok pemberani dan lainnya ini kode yang didukung pak Jokowi ini bukan Ganjar, tapi Prabowo,” kata Arifki.

Meski Jokowi belum memutuskan, Arifki mengamati sikap politik Jokowi akan terlihat dari dukungan para relawan utamanya saat ini, yakni Projo dan Bara JP. Projo dan Bara JP merupakan relawan besar pendukung Jokowi yang sudah terbentuk menjelang Pilpres 2014 lalu.

Sementara itu, tokoh nasional pendiri Partai Ummat, Prof Dr Amien Rais memberi komentar miring pada upaya Jokowi tampil melalui Musra di Istora Senayan.

Dia menilai acara Musra adalah agenda settingan yang diciptakan agar seolah-olah rakyat Indonesia ingin Jokowi tiga periode.

“Tujuan pokok Musra hanya satu. Yaitu melakukan ‘fetakompli’ pada rakyat Indonesia bahwa seolah rakyat Indonesia menginginkan Jokowi diberi satu lagi tambahan periode kepresidenan,” ujar Amien Rais dikutip dari akun Twitternya @realAmienRais, Senin (15/5/2023).

Dikutip dari tvOne.com, mantan Ketua MPR RI periode 1999-2004 ini menyebut acara Musra ini mendapat sokongan dana dari rezim atau oligarki. Pasalnya, acara ini selalu melibatkan banyak massa dan dilakukan hampir di semua kota di Indonesia.**

 

 

 

 

Leave a Comment