Presiden menghadiri acara Istigasah dan Doa Bersama Rabithah Melayu-Banjar di Pendopo Tabalong, Kabupaten Tabalong, Kalsel, Jumat (17/3)//Foto: BPMI Setpres
TABALONG. Pewartasatu.com — Presiden Joko Widodo menghadiri acara Istigasah dan Doa Bersama Rabithah Melayu-Banjar yang digelar di Komplek Pendopo Bersinar Tabalong, Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan, Jumat (17/3).
Dalam sambutannya, Kepala Negara mengapresiasi antusiasme dan semangat masyarakat Melayu-Banjar yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan adat tradisi ketimuran.
“Saya juga mengapresiasi semangat Rabithah Melayu-Banjar yang ikut menjaga dan melestarikan nilai-nilai luhur adat dan budaya Melayu-Banjar dan juga mengembangkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin,” ujar Presiden.
Presiden menyebut bahwa Indonesia merupakan negara dan bangsa yang besar. Indonesia memiliki 280 juta penduduk yang hidup di 17 ribu pulau dengan beraneka ragam suku, adat, ras, dan agama.
“Keragaman itu diikat dengan semangat ke-tunggal-ika-an, diikat dengan konsensus kebangsaan yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika,” ungkap Presiden.
Oleh karena itu, Presiden mengajak masyarakat Melayu-Banjar untuk bersama-sama meningkatkan semangat ukhuwah, baik ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathoniyah, maupun ukhuwah insaniyah.
Menurut Presiden, semangat ukhuwah dapat menjadikan masyarakat hidup rukun meski ditengah perbedaan.
“Semangat ukhuwah inilah yang membuat kita semua bisa hidup rukun, berbeda agama tapi rukun, berbeda adat tapi rukun, berbeda suku tapi rukun, karena memang kita diciptakan oleh Allah berbeda-beda,” ucap Presiden.
“Kita bisa hidup berdampingan, hidup harmonis, dan bersama-sama berjuang dengan semangat gotong royong untuk memajukan negara ini,” tandasnya.
Dalam kesempatan ke Tabalong, Presiden juga berkesempatan menyampaikan perkembangan pembangunan Ibu Kota Negara Baru (IKN). Presiden
mengajak seluruh masyarakat berdoa, berikhtiar, dan bersama-sama bekerja keras mewujudkan pembangunan IKN sebagai pintu gerbang percepatan pembangunan di Pulau Kalimantan.
Presiden ingin agar gagasan pemindahan ibu kota ke Kalimantan yang sudah ada sejak tahun 1960-an yang lalu dapat segera terealisasi.
“Juga memohon rida Allah SWT agar selalu membimbing dan memudahkan langkah-langkah kita, dan kepada para alim ulama, tuan-tuan guru, dan para mualim, para kyai, serta segenap masyarakat Melayu-Banjar mohon didoakan bangsa ini,” ucap Presiden.
Turut mendampingi Presiden dalam acara ini adalah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor, dan Bupati Tabalong Anang Syakhfiani.**