Presiden Ingatkan Negara-negara Asia Timur Tidak Tabuh Genderang Perang

Presiden Joko Widodo Serukan Arsitektur Kawasan yang Inklusif bagi Fondasi Kuat Kerja Sama Ciptakan Kawasan yang Damai, Stabil, dan Sejahtera di KTT Asia Timur 17 di Phnom Phen.//Foto: ekon.go.id

PHNOM PENH. Pewartasatu.com — Presiden Joko Widodo mengingatkan, negara-negara Asia Timur harus memperkokoh fondasi perdamaian di Indo-Pasifik. Bukan justru menabur benih permusuhan apalagi menabuh genderang perang.

“Indo-Pasifik jangan hanya dilihat dari perspektif sempit politik keamanan, namun potensi kerja sama ekonominya,” ucap Presiden Joko Widodo saat menghadiri KTT Asia Timur (EAS) ke-17 pada Minggu (13/11) di Hotel Sokha, Phnom Penh, Kamboja.


KTT Asia Timur saat ini beranggotakan 18 negara yaitu 10 negara anggota ASEAN dan 8 negara Mitra Wicara ASEAN yaitu Australia, India, Jepang, Korea Selatan, RRT, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan Rusia. Sementara itu, Amerika Serikat dan Rusia sendiri baru bergabung dalam EAS pada saat Keketuaan Indonesia tahun 2011.

  • Baca juga: Indonesia Menjadi Ketua ASEAN, Jokowi Terima Palu dari PM Kamboja

Turut mendampingi Presiden, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

Selama lima dekade terakhir, kata Presiden Jokowi, ASEAN terus berupaya untuk memelihara stabilitas dan perdamaian di kawasan dan upaya tersebut harus terus dilanjutkan.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo juga menyampaikan tiga hal penting yang dapat diterapkan dalam hubungan KTT Asia Timur. Hal pertama yakni perkokoh semangat dan paradigma untuk kolaborasi, di mana Negara Asia Timur harus dapat mewadahi rasa saling percaya antarnegara.

“Budaya kerja sama harus diperkuat untuk atasi berbagai tantangan di kawasan. Untuk itu saya ajak kita perkuat kerja sama konkret, sejalan dengan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific. Saya mengundang negara-negara Asia Timur untuk berpartisipasi dalam Indo-Pacific Infrastructure Forum tahun depan di Indonesia,” ujar Presiden Joko Widodo.

  • Baca juga : Dari Kamboja Presiden Langsung ke Bali

Hal berikutnya yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo yakni negara Asia Timur harus menghomarti rules of the game dalam hubungan antarnegara. Piagam PBB dan instrumen hukum internasional seperti UNCLOS harus ditegakkan secara konsisten.

“Penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah tidak dapat ditawar atau negosiasikan,” ujar Presiden Joko Widodo.

Hal ketiga yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo yakni terkait dengan menciptakan arsitektur kawasan yang inklusif. “Arsitektur kawasan yang inklusif akan menjadi fondasi kuat kerja sama yang menguntungkan semua pihak. Indo-Pasifik harus menjadi kawasan yang damai, stabil, dan sejahtera,” pungkas Presiden Joko Widodo.**

Sumber: siaran pers


Brilliansyah: