Presiden Jokowi resmikan pengoperasian PLTU Cilacap 660 MW

Saya sangat menghargai pengoperasian PLTU Cilacap, ini besar sekali (kapasitasnya) dan menambah suplai energi listrik di Jawa-BaliCilacap, Jawa Tengah –
Presiden RI Joko Widodo meresmikan pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ekspansi Tahap I berkapasitas 1×660 MW di Desa Karangkandri, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Senin.

Sistem kelistrikan interkoneksi Jawa-Bali mendapatkan tambahan 660 MW setelah pengoperasian PLTU ekspansi di Cilacap tersebut.

"Saya sangat menghargai pengoperasian PLTU Cilacap, ini besar sekali (kapasitasnya) dan menambah suplai energi listrik di Jawa-Bali," kata Presiden dalam sambutannya saat peresmian di Karangkandri, Cilacap, Jawa Tengah.

Saat tiba di lokasi PLTU, Presiden mendapatkan penjelasan mengenai proyek tersebut dan setelah meresmikan, ia meninjau sejumlah titik proyek PLTU yang telah rampung.

Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) Ignasius Jonan saat memberikan laporan dalam acara Peresmian PLTU Cilacap Ekspansi Tahap I mengatakan pembangkit yang menempati area seluas 38,28 ha tersebut dikembangkan oanak perusahaan PT PLN (Persero) yakni PT Pembangkit Jawa Bali (PJB) dan swasta PT Sumber Segara  Primadaya (S2P).

"Terdapat peluang penambahan pelanggan baru hampir 700.000 atau tepatnya 682.000 dengan tambahan 660 MW untuk sistem Jawa-Bali," katanya.

Jonan menambahkan, hal itu sejalan dengan kebutuhan listrik yang semakin tinggi serta upaya nyata PLN dalam mengejar target ratio elektrifikasi 99,9 persen pada 2019.

PLTU Cilacap Ekspansi I, kata Jonan, menggunakan teknologi super-critical boiler berbahan bakar batubara kalori rendah dan dilengkapi dengan electristastic precipitatdan flue gas desulpurization yang didesain untuk dapat beroperasi secara efisien dan ramah lingkungan.

Proyek tersebut menelan biaya investasi sebesar 899 juta dolar AS dan menyerap tenaga kerja hingga 800 orang pada saat beroperasi.

Selain itu, PLN juga melakukan percepatan pada pembangunan PLTU Cilacap Ekspansi Tahap II dengan kapasitas 1×1.000 MW.

Pembangkit ini juga dikembangkan oleh PJB dan S2P.

Semula, target operasi proyek ini pada Agustus 2020, lalu dipercepat menjadi September 2019.

Namun, awal 2019, proyek sudah selesai keseluruhan dan kini tengah dalam tahap uji coba mesin.

Dengan biaya investasi hingga 1,4 miliar dolar AS, dan dampak dari percepatan pengoperasian (commercial on date/COD) memberikan potensi penghematan biaya operasi PLN sebesar Rp1 triliun dan 
penyerapan tenaga kerja mencapai 4.200 orang.

PLTU ini juga akan menyuplai listrik bagi pelangggan baru sebanyak 1.050.000 rumah tangga daya 900 VA.

"Pengoperasian kedua pembangkit tersebut sebagai upaya nyata PLN dalam meningkatkan rasio elektrifikasi nasional
dan memenuhi kebutuhan tenaga listrik,  yang tidak hanya untuk Provinsi Jawa Tengah saja, tetapi juga bagi sistem kelistrikan Jawa-Bali,"  kata Direktur Regional Jawa Bagian Tengah PLN Amir Rosidin.

Hal ini mengingat bahwa sistem kelistrikan Jawa-Bali telah terinterkoneksi dengan baik, sehingga akses listrik kepada masyarakat semakin luas jangkauannya.

Secara keseluruhan pembangkit listrik di Cilacap meliputi PLTU Adipala 660 MW (sudah operasi), PLTU Cilacap 1-2 kapasitas 2×300 MW (sudah operasi), PLTU Cilacap Ekspansi I 1×660 MW (sudah operasi), dan PLTU Cilacap Ekspansi II 1×1000 MW (masa uji coba).

Tenaga kerja yang diserap untuk menggoperasikan enam PLTU dengan kapasitas 2.920 MW yang ada di Cilacap itu sekitar 6.000 orang dan tentunya mendorong tumbuhnya ekonomi di Cilacap.

Baca juga: Presiden tak ingin listrik tergantung pada energi fosil
Baca juga: Presiden ke Cilacap resmikan PLTU hingga bagi sertifikat tanah
 

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Kelik Dewanto
COPYRIGHT © ANTARA 2019

Diana Sari: