Gol terlambat Vincent Aboubakar — saat pertandingan terlihat akan berakhir dengan hasil imbang – menggedor keangkuhan Brasil. //Foto: gulfnews
LUSAIL. Pewartasatu.com – Gol terlambat kapten Vincent Aboubakar mengakhiri penantian 20 tahun Kamerun untuk bisa meraih kemenangan di grup Piala Dunia saat mengalahkan Brasil 1-0 di Stadion Lusail, Qatar, Sabtu dinihari WIB.
Kendati kalah, dengan kualifikasi yang memang sudah berada di atas, Brasil masih memuncaki Grup G setelah pada pada saat bersamaan Swiss melibas Serbia 3-2. Brasil unggul selisih gol dari Swiss yang harus puas di posisi runner up grup.
Di babak berikutnya, Brasil akan menghadapi Korea Selatan sebagai runner-up Grup H setelah mengalahkan Portugal 2-1.
Kamerun sendiri, terakhir mencatat kemenangan di Piala Dunia terjadi saat 2002 ketika melawan Arab Saudi.Kendati dia berhasil menggedor dinding keangkuhan Brasil — yang dalam 17 kali pertandingan di grup tak pernah terkalahkan — namun dia Kamerun tetap tidak lolos untuk putaran berikutnya, ke 16 besar.
Sebagian besar pertandingan The Indomitable Lions lawan Tim Samba dalam suasana yang relatif tenang di Stadion Lusail yang luas,dengan tim cadangan Brasil sangat ingin tampil mengesankan
Gabriel Martinelli adalah pemain Brasil yang paling livliest dan hampir membuat juara lima kali itu unggul pada menit ke-14 ketika ia menerima umpan Fred dari atas. Tetapi sundulan penyerang Arsenal itu mendapat reaksi bagus dari Devis Epassy.
Kamerun hampir tidak memberikan ancaman menyerang hingga injury time babak pertama, ketika umpan silang Nicolas Moumi Ngamaleu disambut dengan sundulan ke bawah yang kuat oleh Bryan Mbeumo namun ditepis Ederson dengan satu tangan dengan kekuatan penuh.
Tite sudah cukup melihat dan membuat tiga perubahan segera setelah jeda, memasukkan Marquinho menggantikan Alex Telles yang cedera, dan menggantikan Rodrygo dan Fred dengan Everton Ribeiro dan Bruno Guimaraes.
Para pemain pengganti membuat Brasil mendapatkan banyak peluang dengan memaksa Epassy bekerja keras sebanyak i tiga kali dalam beberapa menit.
Pertama, Martinelli menyengat telapak tangan kiper Kamerun itu dengan tembakan cepat pada menit ke-56.
Selanjutnya, Eder Militao mencoba peruntungannya dari sudut berikutnya membujuk kiper Kamerun, yang pulih untuk mengacak bola ke tempat aman, sebelum Antony yang lincah masuk, memaksa Epassy melakukan penyelamatan untuk mencegahnya.
Tite memasukkan Pedro pada menit ke-64 dan Rafinha pada menit ke-79 saat Brasil berusaha menyelamatkan rekor sempurna mereka di grup.
Tetapi Kamerun bertahan sampai Aboubakar tiba di tempat yang tepat, pada waktu yang tepat, untuk memanfaatkan momennya.
Saat laga tampak akan berakhir imbang tanpa gol, Vincent Aboubakar muncul sebagai pahlawan. Golnya di menit ke-90+3 memastikan Kamerun menang. Aboubakar kemudian mendapat kartu kuning kedua akibat selebrasi buka baju.
Tite membuat sembilan perubahan pada tim Brasilnya yang mengalahkan Swiss dan mereka tidak dalam kondisi terbaiknya.
Martinelli mungkin adalah kekuatan paling kreatif mereka tetapi tidak dapat mencetak gol. Guimaraes juga terkesan setelah masuk.
Brasil kehilangan rekor 100 persen mereka tetapi masih berada di puncak grup dan sekarang memiliki hasil imbang yang relatif menguntungkan melawan Korea Selatan.
Kamerun pulang, tapi setidaknya melakukannya dengan kemenangan melawan favorit pra-turnamen.**
Sumber: gulfnews