Rocky Gerung: PDIP Harus Beroposisi Langsung Terhadap Jokowi

Jokowi berbincang dengan para kader PDIP .//foto: Liputan6.com

JAKARTA. Pewartasatu.com – PDI Perjuangan disarankan beroposisi langsung dengan Jokowi. Partai ini diperkirakan akan dapat tambahan suara kalau menyatakan tak menginginkan perubahan konstitusi soal penurunan batas usia Capres/Cawapres karena hal itu hanya akan menguntungkan dinasti Jokowi.

Lebih jauh, PDIP harus berani menyatakan kami akan memboikit Pemilu

Demikian saran akademisi dan pengamat politik Rocky Gerung, yang disampaikannya melalui podcast Rocky Gerung Official yang dipandu Hersubeno Arif dari Forum News Network.”PDIP bisa pulih martabatnya kalau dia langsung beroposisi,” tegas Rocky dikutip Pewartasatu.com, Rabu petang (16/8).

Rocky diminta analisisnya terkait kemungkinan-kemungkinan politik yang bakal terjadi, terutama pasca gabungnya Gokar dan PAN ke koalisi KKIR (Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya) serta kemungkinan PPP akan menarik diri dari pencalonan Bacapres Ganjar Pranowo.

Gabungnya Golkar dan PAN ke KKIR, disebut-sebut sebagai arahan Jokowi yang sejak awal dicurigai banyak pihak main dua kaki. KKIR sebelumnya hanya diisi 2 Parpol Gerindra dan PKB, plus Partai Bulan Bintang, dan kini menjadi koalisi gemuk.

Dari pandangan tertentu langkah dua parpol ini jelas meninggalkan PDIP, sementara dengan PPP yang lebih dulu bergabung ke PDIP (mencalonkan Ganjar) kini muncul “masalah” bakal calon wapres, yang bukan tidak mungkin akan memaksa PPP meninggalkan PDIP.

Terkait perkembangan politik seputar pencalonan bakal capres menjelang Pilpres 2024 dan pembentukan koalisi politik, Presiden JOkowi dalam kesempatan di sidang tahunan MPR, Rabu pagi, bicara banyak. Presiden menegaskan dirinya tidak ikut-ikutan dalam penentuan bakal calon presiden.

Pernyataan Presiden Jokowi ini terkesan menjawab tudingan tidak langsung yang menyebut-nyebut terbentuknya Koalisi Gemuk (KKIR) atas arahan Jokowi.

Sehari sebelumnya, Selasa (15/8) Sekjen PDIP Hasto Kristiynto sekonyong-konyong mengeritik progam Presiden Jokowi terkait food estate yang menurut Hasto gagal dan menjadi bagian dari kejahatan lingkungan.

Pernyataan Hasto ini oleh sementara pihak dipandang sebagai serangan terbuka PDIP ke Istana.

PDIP Ambil Risiko

Rocky sendiri melihat, bagi PDIP jelas NU lebih berguna dibanding PPP. Sowannya Ganjar ke kalangan NU, Ibu Nuriyah, Yenny Wahid dan keluarga Yahya Staquf, menurut Rocky menunjukkan sinyal-sinyal bahwa PDIP bahkan bisa mengambil risiko untuk berselisih habis-habisan dengan Jokowi.

Terkait upaya mengubah syarat usia minimal capres/Cawapres, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menurut Herseubeno sudah pernah menyatakan penolakannya, demikiaan juga Gibran yang mengatakan, kalau partai menolak, dia juga menolak. Namun menurut Rocky, upaya-upaya mengubah syarat umur itu masih terus dilakukan, diproses.

Hasto Kristiyanto, kata Rocky, selalu mengatakan, Jokowi itu kader mereka, mereka harus bela. “Lho…kader Anda itu udah mengkhianati Anda dengan mengacak-acak konstitusi,” lanjutnya.

Sebagai kader, Jokowi dinilai Rocky sudah tidak tunduk pada Megwati.

Bicara realita politik, Rocky melihat partai pimpinan Megawati ini sedang kebingungan, padahal dia adalah partai besar. Menurut Rocky sekarang ada peluang, untuk menempatkan Yeni Wahid (putri Gusdur) sebagai cawapresnya Ganjar, yang potensial untuk mewakili politik NU secara ideologis dan antropologis.

“Tapi PDIP masih berhitung, jangan-jangan koalisi di tempat Prabowo itu berantakan juga, maka Jokowi pindahin lagi ke PDIP gerbong itu (Golkar dan PAN-red). Jadi sebenarnya semua tergantung kepada sikap PDIP sendiri,” katanya.

“Mau frontal berkelahi secara politis, atau berbeda secara paradigma dengan Presiden Jokowi, atau menunggu sinyal dari Jokowi lagi kan?”

Sementara menurut Rocky, Jokowi menonton aja, keadaan politik berkembang tanpa arah.

Rocky menggarisbawahi dua hal. Pertama, Jokowi memanfaatkan situasi untuk menguji ketaatan mereka-mereka yang menjadi bawahan dia, yaitu gerbong-gerbong politik yang dia kendalikan.

Kedua, PDIP menunggu sinyal resmi dari Jokowi. “Nah ini konyol,” katanya.

Ini yang menurut Rocky harus diselesaikan melalui satu statemen oleh PDIP, dia pro Jokowi atau dia anti Jokowi. “Jadi gampang, supaya publik mengerti..OK PDIP punya marwah atau punya ketegasan dalam urusan politik.”

Menurut Rocky, satu-satunya point yang membahayakan kedudukan negara saat ini adalah soal kedudukan Jokowi yang menghendaki Gibran jadi wakil presiden. Itu bahayanya.

Rocky Gerung kembali mengulang sarannya, mestinya PDIP berani menyatakan akan memboikot Pemilu agar terjadi lagi pembicaraa baru. “PDIP harus ambil prinsip-prinsip Soekarno merdeka atau mati…,” kata Rocky, sambil menambahkan, dia menginginkan PDIP tumbuh sebagai parpol yang kuat secara etis, ideologis, dan secara prinsip-prinsip Soekarnoismenya.

Saat ditanya lebih jauh tentang saran boikot Pemilu, Rocky mengatakan arti pentingnya sebuah narasi.”Sama seperti saya katakan ‘bajingan tolol’ lalu orang marah.”

“Saya bilang boikot pemilu…, sebagai sinyal bahwa PDIP mampu untuk menggertak balik demi demokrasi. Bahasa politiknya begitu…agar terjadi lagi percakapan baru…dts,” demikian Rocky Gerung.**

 

 

**

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Brilliansyah: