RSPP – Pertamedika IHC Gelar Simulasi Medevac Guna Optimalkan Pelayanan

Pewartasatu.com-Jakarta – Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) sebagai unit terbesar dari Pertamedika-IHC menyelenggarakan simulasi medical evacuation (medevac) dengan menggunakan air ambulance atau helikopter, pada Hari Kamis (5/12/2019) kemarin.

Latihan simulasi medevac tersebut sengaja dilakukan sebagai upaya mereka untuk mengoptimalkan pelayanan kepada para pasien, meskipun pasien tersebut berada jauh dari lokasi RSPP yang berada di Jakarta Selatan (Jaksel).

Simulasi ini berlangsung atas kerjasama antara Corporate HSSE PT.Pertamina (Persero), Pertamedika IHC – RSPP, PT. Pelita Air Service (PAS) dan Pertamina Hulu Energi (PHE) OSES.

Skenario simulasi diawali dengan adanya kejadian kecelakaan kerja di Pabelokan Island – Kepulauan Seribu pada Field PHE OSES. Disimulasikan terdapat 1 orang korban kecelakaan kerja yang mengalami luka bakar > 40%.

Korban menjalani penanganan medis awal oleh tim medis PHE OSES, kemudian dilakukan evakuasi menggunakan helikopter milik PT. PAS menuju RSPP mendarat di helipad Gedung Gandaria 8, kemudian di jemput oleh Tim Medis IGD RSPP menggunakan ambulance rescue untuk mendapat penanganan medis di IGD dan selanjutnya sampai ke Burn Unit.

Pada waktu yang sama, saat simulasi berlangsung dapat disaksikan dengan live streaming dibeberapa lokasi seperti di PHE Oses Pabelokan Island, di Kantor Pusat Pertamina, dan di PT.PAS.

Senior Vice President HSSE Pertamina, Lelin Eprianto yang ikut hadir menyaksikan simulasi mengatakan bahwa simulasi semacam ini sangat diperlukan untuk melatih kecepatan dan ketepatan penanganan korban dari lokasi yang jauh dari RSPP.

HSSE Pertamina menargetkan waktu maksimum selama 6 jam dalam menangani korban kebakaran yang terjadi di daerah yang jauh dari lokasi RSPP. Target itu ditetapkan karena 6 jam merupakan batas maksimum penanganan pasien atau yang biasa dikenal sebagai golden time.

“Waktu dimulai dari call atau panggilan telepon minta bantuan helikopter kepada Pelita Air Service kemudian kontak ke RSPP untuk kesiapan Tim Emergency dalam penjemputan pasien sampai ditangani ke Burn Unit. Nah tadi telah dilakukan simulasi dengan baik, dengan evaluasi pencapaian penanganan dari mulai saat terjadinya kecelakaan / luka bakar hingga sampai di IGD RSPP adalah 2 jam 43 menit 49 detik, berarti under target,” ujar Lelin sambil tersenyum.

Dalam kesempatan itu juga ikut dalam simulasi dr. Ayu Diah, Sp.BP selaku Kepala Instalasi Burn Unit RSPP, yang menyampaikan pentingnya kecepatan dan ketepatan penanganan korban luka bakar.

“Dari IGD kami langsung bawa pasien ke ruang operasi, setelah itu dibawa ke unit luka bakar yang semacam ruang isolasi, karena dikhawatirkan pasien luka bakar terkontaminasi, jadi hal tersebut untuk meminimalisir gejala infeksi yang bisa terjadi,” tuturnya.

Keandalan dan kekompakan seluruh tim sangat terlihat dalam simulasi tersebut. Kecepatan atau response time dan ketepatan penanganan pasien luka bakar, menjadi target keberhasilan kegiatan ini.

Wakil Direktur Medis RSPP, dr. Ryna Zahrotul, Sp.KN (K) menambahkan bahwa RSPP siap melayani kerjasama medical evacuation menggunakan air ambulance atau helikopter dengan pihak manapun dengan tujuan memberikan pertolongan yang cepat dan optimal kepada pasien yang membutuhkan, karena RSPP sangat berpengalaman untuk menangani pasien luka bakar ditunjang peralatan yang lengkap, petugas medis / dokter yang kompeten.

“Kami RSPP selalu siap untuk menerima panggilan bantuan medical evacuation, untuk berbagai kasus kegawatdaruratan selain kasus luka bakar juga kasus jantung RSPP 24 jam siap siaga untuk penanganan tersebut, sehingga pasien bisa lebih cepat ditangani,” tukas dia.

ahmad: