Saatnya Indonesia Menjawab Peluang Kerja di Uni Emirat Arab

Erwan Mayulu. (foto : Dok. Erwan)

Penulis : Erwan Mayulu, Wartawan Senior Bidang Ketenagakerjaan 

PELUANG pasar kerja di Uni Emirat Arab sangat besar dan negara itu sangat membutuhkan tenaga kerja dari negara lain termasuk Indonesia.

Ungkapan ini terlontar dalam bincang-bincang penulis dengan Duta besar Indonesia untuk Uni Emirat Arab (UEA) Husin Bagis yang secara gamblang menyebutkan bahwa Unit Emirat Arab  sangat membutuhkan banyak tenaga kerja asing guna mengisi lowongan pekerjaan di berbagai sektor industri dan jasa.

Negara berpopulasi 10 juta orang itu itu, membukukan 8.8 juta orang atau  88 persen  adalah expatriat dari berbagai negara sebagai pekerja professional yang mengisi berbagai jabatan kerja.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pihak Kedubes RI di UEA telah melobi sejumlah pengusaha menengah hingga besar untuk memberikan kesempatan bagi pekerja migran Indonesia. Bukan hanya menggunakan pendekatan formal, namun kedekatan antara Husin  Balqis dan para pengusaha ini menghantarkannya untuk melakukan lobi secara informal.

Husin Balqis, Duta Besar RI untuk Uni Emirat Arab. (Foto : ist)

Dari pertemuan informal itu, terlahirlah komitmen antara kedua belah pihak untuk menjalin hubungan ekonomi yang saling menguntungkan baik dalam hal investasi ke Indonesia maupun mempekerjakan pekerja asal Indonsia di UEA.

Duta besar yang telah menjabat dua periode itu menjelaskan, UEA memberikan perlindungan yang baik pada pekerja asing dan sebagai anggota Organisisasi Buruh Internasional (ILO) mereka sangat ketat menerapkan aturan – aturan standar ILO.

Akan halnya potensi pekerja Indonesia untuk berkiprah di UEA, Dubes Husin Bagis beberapa bulan berselang bertemu dengan pengusaha terkaya di negara itu yang mengelola jaringan perhotelan di bawah manajemen Rotana Hotels Group.

Kesan yang diperoleh dalam jumpa itu, adalah bagaimana pihak manajemen orang kaya ini berharap bahwa pekerja dari Indonesia bersedia untuk mengisi kebutuhan pekerja di perusahaannya di bidang hospitality dibawah manajemen Rotana.

Alhasil,  Rotana telah menandatangani kerjasama dengan memberikan kebutuhan tenaga kerja sektor hospitality sebanyak 703 orang untuk di tempatkan di sembilan hotel yang berada di Abu Dhabi, Dubai, Sharjah dan Al Ain.

Niatan baiki itu diwujudkan dalam pemberangkatan perdana pekerja migran Indonesia untuk bekerja di Rotana Group ini yang dilepas pihak Kemnaker dalam hal ini oleh Direktur Bina Penempatan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia ( BP3MI) Kementerian Ketenagakerjaan Rendra Setiawan di Jakarta, Rabu ( 16/2).

Dengan difasilitasi KBRI Abu Dhabi  dilakukan kerjasama PT Mardel Anugrah Internasional dengan Rotana Hotel. PT Mardel Anugrah Internasional adalah perusahaan penempatan PMI yang memiliki lisensi dari Kementerian Ketenagakerjaan.

Pemberangkan tahap pertama sebanyak 21 PMI sektor hospitality  tercatat sebagai yang pertama penempatan PMI sektor formal ke luar negeri pasca pandemic Covid-19.

tentunya keberangkatan perdana ini disambut hangat oleh Dubes Husin Bagis danmengapresiasi upaya yang dilakukan oleh PT. Mardel Anugerah Internasional sehingga terlaksana kerjasama dengan pihak Rotana Hotels Timur Tengah dalam penempatan PMI sektor hospitality, dan dalam kurun waktu yang cukup singkat sudah berhasil melakukan proses pemberangkatan.

Harapan lainnya yang terlintas dari wajah Husin Balqis pada acara pelepasan itu adalah kemampuan manajerial dari perusahaan di Indonesia sehingga mampu memenuhi permintaan sesuai time frame yang diminta, untuk menjaga kepercayaan yang sudah diraih.

Peluang penempatan PMI ke UEA, kian terbuka. KBRI telah memperoleh komitmen dari pengusaha UEA untuk memberikan kesempatan yang luas pada PMI, tentunya yang memenuhi kualiafikasi yang diinginkan.

Peluang ini harus dibaca oleh perusahaan – perusaahaan P3MI (dulu namanya PJTKI) di Jakarta, untuk memanfaakannya. Di  UEA melimpah kesempatan kerja, khususnya bidang hospitality. Raih peluang ini dengan menyiapkan PMI (Pekerja Migran Indonesia) berkemampuan bahasa Inggris selain kompetensi di bidang hospitality.

Dengan 88 persen total populasi adalah expatriate di UEA, tentu peluang kerja di UAE pun dangat besar dan  sektor hospitality adalah sektor nomor satu dengan permintaan PMI terbanyak.

Selain sektor hospitality, permintaan juga banyak dari sektor sektor  kesehatan, transportasi , logistik, construction, engineering, oil dan   gas, manufacturing dan beberapa sektor lainnya.

Tercatat jumlah pekerja Indonesia di UEA sekitar 100.000 orang yang bekerja diberbagai sektor dan tingkatan sebagai pekerja professional hingga  sektor rumah tangga. Tekad KBRI di UEA adalah bagaimana menjadikan pekerja Indonesia merajai lapangan kerja di UAE,setelah sukses memperbesar peluang perdagangan dan investasi.

Untuk itu perlu segera  ditantangani Memorandum of Undurstanding (MoU) antara RI dengan UEA dalam waktu dekat ini. (**)

Hasyim Husein: