Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto S.Sos., M.M., meninjau beberapa titik lokasi di Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Selasa (12/4).
JAKARTA, Pewartasatu.com – Jelang puncak peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) Tahun 2022 yang akan digaungkan pada 26 April mendatang, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto S.Sos., M.M., meninjau beberapa titik lokasi di Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Selasa (12/4).
Peninjauan itu dilakukan guna memastikan seluruh sarana prasarana maupun sumber daya lainnya telah siap dan memadai.
Adapun Desa Balerante dipilih sebagai lokasi puncak peringatan HKB tahun 2022, mengingat wilayah itu telah memiliki kesiapan yang sangat bagus mulai dari infrastruktur, sistem komando dan koordinasi masyarakat, sistem strategi serta sumber daya manusianya.
Sehingga wilayah yang berada di lereng Gunung Merapi itu menjadi model percontohan desa tangguh bencana khususnya gunung api.
“Hari HKB tahun ini kami pusatkan di lereng Gunung Merapi, karena Merapi salah satu role model kegiatan mitigasi dan kesiapsiagaan,” ungkap Suharyanto.
Lebih lanjut, Suharyanto mengungkapkan bahwa kesiapan Desa Balerante dalam mitigasi dan kesiapsiagaan masyarakat juga didukung oleh beberapa komponen yang lain seperti beberapa kementerian atau lembaga melalui pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Di samping pemanfaatan ilmu pengetahuan teknologi, alat-alat deteksi peringatan dini juga sudah dipasang. Masyarakat juga memiliki kesadaran yang tinggi terhadap tanda-tanda potensi ancaman gunung api sehingga mereka bisa menyelamatkan diri,” kata Suharyanto.
Pada kesempatan tersebut, mantan Pangdam V Brawijaya itu juga menyempatkan diri meninjau lokasi Tempat Evakuasi Sementara (TES) yang berada di Kantor Desa Balerante.
Di lokasi itu, Suharyanto melihat beberapa ruang aula yang telah diberi sekat pembatas atau bilik bagi warga pengungsian beserta alat tidur.
Beberapa ruang bilik yang sudah tidak dipakai lagi kemudian menjadi perhatian Suharyanto karena minimnya perawatan.
Berdasarkan penuturan warga, lokasi pengungsian itu memang sudah lama tidak dipakai atau terakhir setelah peristiwa erupsi Gunung Merapi pada akhir 2020 lalu. Suharyanto mengatakan bahwa pihak BNPB akan memberikan dukungan terkait segala kebutuhan yang diperlukan.
“Perlu dipelihara dan ditingkatkan kapasitasnya. Kami tadi sudah berdiskusi dengan masyarakat desa. Apapun yang masih dibutuhkan atau apabila ada kekurangan maka BNPB akan mendukung,” jelas Suharyanto.
Usai meninjau kondisi tempat evakuasi sementara, Suharyanto juga melongok tempat evakuasi sementara hewan ternak yang tak jauh dari Kantor Desa.
Di lokasi itu, Suharyanto meminta agar infrastruktur jalan diperbaiki lagi karena terdapat kerusakan di beberapa titik. Sebab, akses jalan menjadi faktor utama dalam kelancaran operasi evakuasi terhadap ancaman bencana.
“Ini jalannya harus diperbaiki lagi ya,” kata Suharyanto.
Selepas dari tempat evakuasi hewan ternak, Suhayanto melanjutkan peninjauan ke lokasi pos pemantauan Gunung Merapi sekaligus Posko Early Warning System (EWS) dan berikutnya ke Teras Merapi.(Maulina)