PAPUA adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak paling di ujung timur Nusantara, Papua bersebelahan dengan negara tetangga Papua Nugini.
Provinsi ini dulu dikenal dengan sebutan Irian Barat sejak tahun 1963 saat berintegrasi dengan
Indonesia melalui Trikora (Tiga Komando Rakyat) hingga 1973, namanya kemudian diganti menjadi Irian Jaya oleh Presiden Soeharto pada saat meresmikan tambang tembaga dan emas Freeport.
Nama Irian Jaya tetap digunakan secara resmi hingga tahun 2002 saat nama provinsi ini diganti menjadi Papua sesuai UU No 21/2001 Otonomi Khusus Papua semasa Presiden Gus Dur.
Pada masa era kolonial Belanda, daerah ini disebut Nugini Belanda (Dutch New Guinea).
Asal kata Irian adalah adalah singkatan dari Ikut Republik Indonesia Anti Netherland (Belanda). Sedangkan kata Papua sendiri berasal dari bahasa melayu yang berarti rambut keriting, sebuah gambaran yang mengacu pada penampilan fisik suku-suku asli di Papua.
Pada tahun 2004, Provinsi Papua dibagi menjadi dua provinsi yakni Provinsi Papua dengan ibukota Jayapura dan papua Barat beribukota Manokwari.
Sedikit mengulik sejarah masa lalu Papua. Pada 4 Mei 1963, tepat tiga hari setelah kembalinya Irian Barat ke
pangkuan NKRI, Presiden Soekarno berpidato di depan ribuan masyarakat Irian Barat di Kota Baru, (Sekarang namanya Jayapura).
Dalam pidatonya Presiden Soekarno menyerukan bahwa ‘Irian Barat sejak 17 Agustus 1945 sudah masuk dalam wilayah Republik Indonesia. Orang kadang-kadang berkata, memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah Ibu Pertiwi. Salah!. Tidak!. Irian Barat sejak daripada dulu sudah masuk ke dalam wilayah Republik Indonesia’, tegas Soekarno dalam pidatonya yang berapi-api.
Pidato itu menegaskan bahwa Irian Barat (Irian Jaya/Papua) adalah bagian integral Indonesia yang tidak dapat diganggu gugat.
Sikap Belanda yang menunda penyerahan kembali Irian Barat merupakan bentuk agresi terhadap Indonesia sebagai negara berdaulat penuh dan pelanggaran hukum internasional.
Peristiwa bersejarah itu sendiri terjadi pada 1 Mei 1963 di mana secara resmi UNTEA (United Nations Temporary Executive Authority) menyerahkan kembali wilayah Irian Barat yang sebelumnya dikuasai oleh Belanda kepada pemerintah Indonesia (Otjih Sewandarijatun/Peneliti di Lembaga Analisa Politik dan Demokrasi, Jakarta).
Saat itu pula bendera Merah Putih kembali dikibarkan di tanah Irian Barat secara gagah berani.
Segera setelah itu dipersiapkan langkah berikutnya yakni Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera 1969) guna memberikan kesempatan kepada masyarakat Irian Barat untuk memutuskan nasibnya sendiri.
Penyerahan Irian Barat kembali ke pangkuan NKRI pada 1 Mei 1963 inilah yang kemudian kita peringati sebagai hari bersejarah bagi masyarakat Papua sekaligus seluruh bangsa Indonesia. (**)