Jakarta, Pewartasatu.com – Masalah yang dihadapi oleh layanan Transjakarta (TJ) sejak 4 Oktober 2022 saat diterapkannya sistem tap in dan tap out oleh PT JLI (Jaklingko Indonesia) adalah memperpanjang antrean. Pasalnya, insfratruktur yang ada belum memadai tapi sudah dipaksakan dan tanpa ada sosialisasi.
Menurut Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi sistem ini sangat merugikan penumpang baik dari segi waktu maupun dari segi uang. Dari segi waktu, kata dia, terjadi antrean saat akan masuk maupun keluar halte TJ karena tidak semua kartu bisa sukses taping sekali, memerlukan waktu yang lebih lama.
“Normalnya taping hanya butuh waktu 2 detik saja, tapi ada yang sampai 10 detik dan gagal. Kondisi seperti ini terutama terjadi pada sore hari di halte-halte yang sibuk. Sehingga konsekuensinya makin mempanjang antrean,” kata Tulus di Jakarta, Selasa (11/10/2022).
“Kondisi yang sama juga terjadi di layanan non koridor, di mana mereka tidak bisa sukses taping sekali, srhingga bus harus berhenti lebih lama dan itu berdampak terganggungnya lalu lintas di jalur tersebut,” sambungnya.
Sementara dari segi uang, kata dia, banyak penumpang mengeluhkan saldonya terpotong dua kali bahkan lebih, sehingga mereka merasa dirugikan TJ. Ketika complain kepada petugas di halte, diarahkan mengadu ke nomer aduan yang dipasang di halte2.
“Bagi penumpang ini bukan solusi, karena ketika mengadu, sudah kehilangan pulsa tapi uang belum tentu kembali,” cetusnya.
Pada Senen (10/10) jam 21.18-21.28, lanjut dia, seorang ibu yang mengaku tinggal di Ceger, Jakarta Timur berdebat dengan petugas halte lantaran merasa jengkel, sehari itu saldonya terpotong 2 x dan oleh petugas diarahkan mengadu ke customer service JLI.
“Petugas hanya menawarkan akan membukakan pintu keluar lewat pintu petugas, tapi tidak dapat menjamin kalau saldo akan balik. Karena tanpa ujung, ibu itu mengalah, tapi tetap sambil ngedumel karena merasa dirugikan. Berapa besar konsumen yang dirugikan oleh sistem ticketing TJ yang belum siap tapi dipaksakan ini?” tanya Tulus.
Sementara kerugian bagi TJ sendiri dengan sistem tiketing yang belum siap ini adalah terjadinya penurunan jumlah penumpang karena banyak penumpang yang kemudian meninggalkan TJ, tidak mau antre panjang dan repot ditaping masuk maupun keluar.
“Untuk merespon fenomena ini YLKI membuka posko aduan bagi konsumen TJ yang merasa dirugikan oleh sistem ticketing TJ yang baru tersebut,” pungkas Tulus.(**)