Ragam

Soal Terpecahnya KNPI, Presidium Eksponen Pemuda Indonesia: Tak Perlu Terjadi Jika Pemerintah Serius

JAKARTA, Pewartasatu.com – Presidium Eksponen Pemuda Indonesia, Tobias Pattiasina, menyayangkan sikap Pemerintah yang kurang serius menyelesaikan masalah yang ada di tubuh Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) sehingga kisruh yang terjadi di tubuh induk organisasi kepemudaan itu masih berlarut-larut hingga saat ini.

“Menurut saya jika pemerintah mau serius, persoalan ini  tidak akan berlarut-larut seperti ini. Intinya kalua Pemerintah mau, maka tak butuh waktu lama untuk menyelesaikannya,” kata Tobias dikutip dari Chanel Youtube EZYtv.

Ia bahkan melihat kondisi ini justru seperti ada satu pemeliharaan atau pembiaran, apalagi pemerintah sendiri belum sepenuhnya memperhatikan pemuda.

“Kenapa saya bisa bilang seperti ini karena kita melihat pemuda sampai sekarang ini masih terpecah-pecah khususnya di KNPI,” cetusnya.

Alumni KNPI ini merasa terpanggil untuk melihat kondisi pemuda sekarang ini yang masih terpecah-pecah menjadi beberapa kelompok. “Dengan kondisi seperti ini, saya merasa pesemis kita bisa menggapai Indonesia Emas pada 2045 nanti,” katanya.

Sebagai bagian dari KNPI, kata Tobi, dirinya menginginkan agar organisasi kepemudaan ini bersatu seperti dulu lagi dan bisa memberikan sebuah amanah untuk bangsa dan negara ini selalu keluar sebagai pemenang, baik pemenang dalam kemerdekaan, maupun pemenang dalam hal-hal yang betul-betul mensejahterakan Masyarakat.

“Kalau kita melihat hari ini KNPI masih terpecah-pecah, bagaimana kita mau menuju   Indonesia Emas pada 2045. Ini yang menjadi kendala kita ke depan,” kata mantan petinju nasional ini.

Pada kesempatan yang sama, legenda bulu tangkis nasional, Icuk Sugiarto, juga mengaku prihatin dan sedih dengan kondisi organisasi kepemudaan terutama KNPI yang terpecah-pecah beberapa tahun terakhir ini.

“Kondisi pemuda yang seharusnya semakin baik justru sebaliknya. Saya melihat dalam kurun waktu 12 hingga 14 tahun terakhir ini para pemuda sulit sekali untuk bersatu,” kata Icuk.

Dulu, kata dia, walau sehebat apapun pertikaian yang terjadi di antara mereka, selalu ada titik temunya. Selalu ada meja untuk bermusyawarah dan pada akhirnya perbedaan-perbedaan itu bisa disatukan.

“Tetapi akhir-akhir ini hal seperti itu sudah sulit dilakukan, seperti ada jalan buntu sehingga pada akhirnya tanpa disadari malah para pemuda-pemuda ini dimanfaatkan oleh kepentingan-kepentingan di luar kepemudaan,” cetusnya.

Menurut alumni KNPI ini, kondisi seperti ini yang menjadikan akhirnya antara pemuda satu dengan pemuda lainnya tidak akur. Padahal seharusnya pemuda-pemuda ini sudah harus memikirkan bagaimana menata negeri ini ke depan.

“Makanya inilah yang membuat saya prihatin. Bagaimana kita bisa bicara tentang rencana-rencana Indonesia Emas di 2045, sementara kondisi kita sendiri saja sekarang masih carut-marut begini,” katanya.

“Bagaimana pula kita mau menatap yang 20 tahun lagi, kan ini rasanya sulit sekali. Apakah kita akan sampai ke sana, ini yang menjadi tantangan kita bersama,” tukasnya.

Namun sebagai orang yang pernah sukses di dunia olah raga, ia mengaku selalu berfikir positif dan selalu optimis. “Tidak ada yang tidak bisa kalau kita mau. Cuma kita harus punya strategi untuk bagaimana bisa mempersatukan kembali pemuda-pemuda kita. Yang penting semua punya niat baik,” kata dia.

Menurutnya, di jiwa para pemuda harus tertanam rasa untuk mendahulukan kepentingan yang lebih besar dibanding kepentingan-kepentingan kecil seperti kepentingan kelompok atau kepentingan-kepentingan sesaat.

“Mau nggak kita korbankan untuk kepentingan yang lebih besar, kepentingan merah putih kepentingan Indonesia. Kepentingan masyarakat secara umum yang sangat butuh kontribusi para pemuda,” pungkasnya.(**)

Leave a Comment