Pemred Pewartasaatu. (Foto:Ist)
Oleh ; Aswan Bayan
Pemred PewartaSatu.com
ALKISAH Pada suatu hari, Rasulullah SAW. sedang berkumpul dengan para sahabatnya. Di tengah perbincangan dengan para sahabat, tiba-tiba Rasulullah tertawa ringan sampai terlihat gigi depannya.
Sahabat Umar r.a. yang sedang bersama beliau, bertanya : “Apa yang membuatmu tertawa wahai Rasulullah ?”
Rasulullah SAW menjawab : “Aku di beritahu malaikat, bahwa pada hari kiamat nanti, ada dua orang yang duduk bersimpuh sambil menundukkan kepala di hadapan Allah SWT.
Salah seorang mengadu kepada Allah sambil berkata : “Ya Rabb, ambilkan kebaikan dari orang ini untukku karena dulu ia pernah berbuat zalim kepadaku : Allah SWT. berfirman ; “Bagaimana mungkin Aku mengambil kebaikan saudaramu ini karena tidak ada kebaikan di dalam dirinya sedikitpun ?.
Orang itu berkata : “Ya Rabb, kalau begitu, biarlah dosa-dosaku di pikul olehnya”.
Sampai di sini, mata Rasulullah berkaca-kaca beliau tidak mampu menahan tetesan airmatanya kemudian menangis.
Selanjutnya Rasulullah berkata : ” Hari itu adalah hari yang begitu mencekam, di mana setiap manusia ingin agar ada orang lain yang memikul dosa-dosa nya”.
Rasulullah melanjutkan kisahnya , lalu Allah berkata kepada orang yang mengadu tadi : “Sekarang angkat kepalamu”.
Orang itu mengangkat kepalanya, lalu ia berkata “Ya Rabb, aku melihat di depanku ada istana-istana yang terbuat dari emas, dengan puri dan singgasananya yang terbuat dari emas & perak bertahtakan intan berlian.
Istana-istana itu untuk Nabi yang mana, ya Rabb ? Untuk orang shiddiq yang mana, ya Rabb ? Untuk Syuhada yang mana, ya Rabb ?
Allah berfirman :
“Istana itu di berikan kepada orang yang mampu membayar harganya.
Kemudian orang itu berkata : “Siapakah yang mampu membayar harganya, ya Rabb ?.
Allah berfirman : “Engkau pun mampu membayar harganya”. Orang itu terheran-heran, sambil berkata : Dengan cara apa aku membayarnya, ya Rabb ?
Allah berfirman : “Caranya, engkau maafkan saudaramu yang duduk di sebelahmu, yang kau adukan kezalimannya kepada-Ku”.
Orang itu berkata : Ya Rabb, kini aku memaafkannya.
Allah berfirman : “Kalau begitu, gandeng tangan saudaramu itu, dan ajak ia masuk ke surga bersamamu”.
Setelah menceritakan kisah itu, Rasulullah SAW. berkata: “Bertakwalah kalian kepada Allah dan hendaknya kalian saling berdamai dan saling memaafkan. Sesungguhnya Allah mendamaikan persoalan yang terjadi di antara kaum muslimin”.
Kisah di atas terdapat dalam hadits yang di riwayatkan oleh Imam al-Hakim, dengan sanad yang shahih.
Amalan hati yang nilainya tinggi di hadapan Allah adalah meminta maaf, memberi maaf, dan saling memaafkan atas segala kesalahan dan kekhilafan antara sesama saudara umat islam
Semoga pendidikan dan latihan selama bulan suci ramadan 1443 H/2022 M yang tujuannya untuk menjadi orang yang bertakwa dapat terwujud dengan hati yang bersih kepada sesama saudara umat islam. (**)