Saiful Huda Ems.(Foto: Ist)
Oleh: Saiful Huda Ems (SHE).
Pada mulanya kaum revolusioner akan disibukkan oleh persoalan internalnya sendiri, mereka terjepit masalah ekonomi yang menjadikan laju gerak perjuangannya tersendat-sendat. Mereka diremehkan, diacuhkan dan diasingkan oleh lingkungannya, bahkan tak jarang mereka merasa terasing oleh dirinya sendiri, sebab pemikirannya melompat jauh dari realitas politik kekiniannya.
Beberapa di antara mereka tidak kuat oleh keadaan yang menjepitnya, lalu di antara mereka ada yang menyebrang ke barisan lawan untuk menjadi kompromis-kompromis baru dan berakhir menjadi komprador-komprador baru dengan segala macam alasan irasionalnya. Padahal hitam dan putih itu jelas, sangat jelas dan nyata sekali berbeda. Tidak bisa orang berdiri di titik abu-abu, melainkan harus tegak lurus pada rasionalitas, kebenaran dan keadilan.
Kendatipun demikian, masih banyak kaum revolusioner yang berdiri kokoh dengan idealismenya, dan terus mempersiapkan dirinya lebih matang untuk memimpin perubahan. Setelah mereka ditempa oleh berbagai kesulitan, terbentur sana, terbentur sini, dihantam sana, dihantam sini, direndahkan sana, direndahkan sini, tetapi perlahan namun pasti ia kemudian TERBENTUK menjadi pribadi yang tajam menganalisa keadaan, bijaksana menyikapi persoalan, dan tegas dalam berpendirian.
Revolusi kata Bung Karno, bukan hanya menggempur melainkan pula membangun. Karena itu pribadi revolusioner haruslah siap bukan hanya untuk menyerang lawan-lawan politiknya, melainkan pula harus siap dengan konsepsi-konsepsi perjuangannya untuk mewujudkan negara yang merdeka, berdaulat, demokratis dan beradab ! Yang tidak menghalalkan manipulasi anggaran, yang tidak membenarkan bahkan mengagung-agungkan penculikan dan pembunuhan pada anak-anak bangsa yang berbeda pandangan politik dengannya.
Kaum revolusioner bukan hanya mereka yang berada di luar sistem, melainkan pula yang berada di dalam sistem, namun mereka semuanya memiliki kesamaan, yakni bekerja secara serius untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan menjunjung tinggi keadilan. Yang hormat dan setia pada konstitusi negara, yang ikhlas dan rela hidup sederhana, bersahaja hingga pantas nantinya ketika sudah dipanggil oleh Tuhan Yang Maha Esa, rakyat menitikkan air matanya sambil menyanyikan lagu Gugur Bunga di atas pusaranya.
Oh ya, adakah yang suka Musik Kitaro yang berjudul Mirage? Saya sangat menyukainya, dan semua orang pasti juga sangat senang mendengarnya. Tapi jangan memaksakan diri untuk beli musik Mirage, karena itu musik lama, hingga tak perlu mengeluarkan uang sampai triliunan rupiah untuk dapat memilikinya. Toh sebentar lagi juga bosan dan rusak. Mendingan uangnya ditabung agar kita bisa hidup hemat dan khusyuk, istiqomah belajar, belajar, belajar menganalisa keadaan dan kemudian berjuang demi kemajuan Tanah air kita.
Kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi, kalau sudah korupsi dan masuk penjara ya tanggung sendiri. Orang yang budiman bukanlah orang yang membenarkan dan menguatkan pelaku penculikan, terlebih yang diculik adalah Bunga-Bunga Revolusi di Taman Sari Zamrud Khatulistiwa…(**)
20 Juli 2023.
Saiful Huda Ems (SHE). Lawyer dan Mantan Wakil Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) se Jerman di Berlin Tahun 1994-1995. Mantan inisiator pertemuan di TU Berlin April 1995 untuk menggulingkan Rezim Soeharto.