JAKARTA, Pewartasatu.com– Politisi senior Partai Keadilan Sejahtera(PKS), Dr Jazuli Juwaini mengatakan, penting warga negara Indonesia mempelajari dan memahami sejarah bangsa agar dapat mengambil pelajaran dalam mengokohkan nasionalisme.
Itu disampaikan Jazuli saat melakukan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Kantor DPD PKS Kota Serang, Banten akhir pekan kwmarin. “Jangan sekali-kali melupakan sejarah, begitu kata Bung Karno,” kata Ketua Fraksi PKS DPR RI tersebut.
Setiap negara, papar wakil rakyat dari Dapil II Provinsi Banten itu, punya sejarah, termasuk Pancasila sebagai dasar dan UUD 1945 konstitusi negara. “Ada sejarah pembentukannya, kenapa rumusannya demikian, bahkan ada upaya menggantinya seperti yang ingin dilakukan PKI tetapi selalu gagal,” ungkap Jazuli.
Pancasila dan UUD 1945, kata anggota Komisi I DPR RI itu memaparkan, disusun para tokoh bangsa yang luar biasa. Para tokoh bangsa tersebut mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongannya, sehingga Pancasila dan UUD 1945 menjadi kesepakatan bersama atau ‘kalimatun sawa’ dalam membangun bangsa merdeka.
“Luar biasanya Pancasila karena isinya menggambarkan kebesaran pikiran dan kelapangan hati para pemimpin, kaum nasionalis, dan ulama pejuang. Dari kalangan ulama ada nama KH Wahid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, Kasman Singodimedjo, Abdul Kahar Muzakkir dan lain-lain sehingga lahirnya sila utama Pancasila Ketuhanan Yang Maha Esa dan sila-sila lain yang sungguh mulia dan tepat rumusannya.”
Sejarah pula, kata Jazuli yang mengajarkan kita upaya mempertahankan kesepakatan mulia itu. “Tidak mudah memang. Ada upaya merongrong dan mengganti Pancasila seperti yang pernah dilakukan Partai Komunis Indonesia (PKI) 1948 dan 1965.
Karena itu, setiap 1 Oktober, kita memperingati Hari Kesaktian Pancasila. “Jadi pemahaman sejarah ini penting untuk mengokohkan nasionalisme Indonesia dan memperkuat jati diri bangsa,” demikian Dr Jazuli Juwaini. (fandy)