JAKARTA, Pewartasatu.com — 24 Rektor Universitas Negeri dan Swasta dipimpin Ketua Forum Rektor Imdonesia (FRI) sekaligus Rektor IPB, Arif Satria, Minggu (11/10) malam berdialog dengan Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah,
Dalam dialog tersebut, Menaker Ida secara detail menjelaskan isu ketenagakerjaan yang selama ini beredar di tengah masyarakat pasca disahkannya UU Cipta Kerja (UUCK) mulai dari persoalan kontrak kerja, outsourcing, pesangon, upah minimum, waktu kerja dampai penjelasan tentang tenaga kerja asing.
Menaker juga menyatakan alasan mengapa UUCK dibutuhkan dalam situasi persaingan global yang semakin ketat, yang membutuhkan sumber daya manusia unggul.
Sementara tingkat produktivitas pekerja Indonesia masih yang terendah di Asia, yaitu 74,8. Padahal rerata negara Asia tingkat produktivitasnya mencapai 78,2.
Ada pernyataan menarik dari Rektor Universitas Lampung (Unila), Prof. Dr. Karomani yang menyebutkan bahwa UUCK bukan kitab suci, sehingga bisa disempurnakan implementasinya dengan Peraturan Pemerintah. Bahkan juga bisa dengan uji materi.
“Jadi jangan anggap tak ada solusi, lalu pada panik, demo anarkis, saling caci maki. Mari kita kawal UUCK dengan komunikasi terbuka dan cendikia agar sesuai dengan harapan kita bersama,’ demikian tegas Rektor Unila.
Para rektor juga mengapresiasi langkah Menaker membuka dialog dengan kalangan akademisi. Menurut FRI, inilah pertama kalinya para rektor diajak rembugan secara mendalam mengenai UUCK.
Pada akhir diskusi, Menaker berkomitmen untuk menyampaikan UUCK kepada anggota Forum Rektor segera setelah UU tersebut resmi diserahkan DPR kepada pemerintah.
Diskusi Forum Rektor dihadiri rektor dari IPB, UGM, UTI, Perbanas, Unand Padang, Untan, Unesa, UNG, UNP, Unimal, ITB-AD, ISBI Bandung, UNP Padang, Telkom University, Direktur Poltek Pos, UIN Jakarta, Rektor Unsrat, Universitas Brawijaya Malang, Unila, Universitas Al Ghifari Bandung, Universitas Pertamina, dan Ketua STIKES Mitra Keluarga. (opa)