Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen memberikan applaus usai Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara melalui konferensi video ke majelis Parlemen Eropa di Brussels, Belgia (foto :Associated Press)
JAKARTA, Pewartasatu.com — Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak diberlakukannya gencatan senjata sebelum pihaknya berunding dengan Rusia. Hal tersebut disampaikan Zelensky melalui rilis video pada Selasa (1/3). Rusia dan Ukraina saat ini sedang berada di fase perundingan awal untuk menghentikan perang.
“Pertama-tama, gencatan senjata lengkap diperlukan agar bisa duduk bersama di meja perundingan,” kata Zelensky dalam rekaman video.
Dilancir dari Zerkalo Nedeli, pada Senin (28/2) lalu, delegasi kedua pihak bertemu di Gomel, Belarusia. Pembahasan akan dilanjutkan dalam perundingan putaran kedua. Perundingan putaran kedua Rusia-Ukraina kemungkinan akan dilangsungkan pada hari ini, Rabu (2/3), juga di Belarusia.
Dalam rilis videonya, Zelensky menyinggung kejelasan status Ukraina di hadapan NATO. Jika NATO enggan menerima Ukraina, ia menuntut jaminan keamanan. “Apabila Ukraina jatuh, maka tentara Rusia akan berada di perbatasan NATO,” kata Zelensky.
Sebelumnya juga dilaporkan pada Selasa (1/3), Zelensky berbicara melalui konferensi video kepada Komisi Eropa. Dalam konferensi video ini, Zelensky meminta Uni Eropa menerima Ukraina sebagai anggota. Ukraina sendiri secara resmi mengajukan proposal bergabung Uni Eropa pada Senin (28/2).
“Tidak ada yang bisa menghancurkan kami. Kami kuat. Kami Ukraina. Kami telah membuktikan bahwa seminimum mungkin, kami sama dengan kalian,” kata Zelensky.
“Buktikan jika kalian juga bersama kami. Buktikan bahwa kalian tidak akan meninggalkan kami sendirian. Buktikan bahwa kalian benar-benar bangsa Eropa,” lanjutnya.
Setelah konferensi ini, Parlemen Eropa dilaporkan merekomendasikan untuk memberi Ukraina status keanggotaan. (jimas)