Featured Internasional

Wuhan Tes Corona 6,5 Juta Penduduk dalam 9 Hari

wuhan tes corona

Pewartasatu – Jakarta, Pemerintah Kota Wuhan, China, dilaporkan telah melakukan tes virus corona ke lebih dari 6,5 juta warga hanya dalam waktu sembilan hari dan tanpa dipungut biaya. Langkah ambisius itu dilakukan pemerintah Wuhan demi mencegah gelombang kedua penularan corona di kota yang menjadi tempat virus pertama kali terdeteksi dan menyebar ke seluruh dunia. Pemeriksaan massal ini dilakukan pemerintah kota setelah menemukan enam kasus corona lokal baru pada awal Mei lalu.

Berdasarkan lembaga penyiaran pemerintah China, CCTV, pihak berwenang Wuhan berhasil mengumpulkan lebih dari sembilan juta sampel uji swab warga selama 15-23 Mei, yang berarti 80 persen dari total 11 juta penduduk kota telah menjalani pemeriksaan corona.

New York Times melaporkan ribuan petugas medis langsung menjangkau daerah-daerah padat penduduk termasuk pasar-pasar dan area konstruksi untuk memeriksa warga terutama para buruh. Sebagian petugas medis lainnya melayani panggilan ke rumah untuk melakukan tes terhadap warga lanjut usia dan penyandang disabilitas demi memudahkan pemeriksaan.

Pihak berwenang Wuhan mengimbau seluruh warga mendaftarkan diri untuk menerima pemeriksaan demi kebaikan mereka sendiri. Hingga Selasa (26/5), pemerintah setempat menemukan 200 kasus baru virus corona yang sebagian besar dialami oleh pasien tanpa gejala sama sekali. Sejak dua pekan terakhir, pemerintah Kota Wuhan terus mendorong lembaga kesehatan, rumah sakit, hingga laboratorium baik milik pemerintah maupun swasta untuk meningkatkan kapasitas pengujian demi menunjang pemeriksaan massal dan cepat ini.

Dikutip dari CNN, sebagian besar laboratorium di ibu kota Provinsi Hubei itu kini meningkatkan kapasitas pengujian dari semula 46 ribu sampel menjadi 1,47 juta sampel dalam sehari. Pemerintah Wuhan disebut bertekad untuk memeriksa seluruh warganya. Para petugas medis diperintahkan untuk “memeriksa setiap celah wilayah” hingga pergi langsung ke setiap pintu rumah warga untuk mengantar mereka ke pos pemeriksaan terdekat.

Salah satu distrik bahkan memperingatkan akan menurunkan peringkat kesehatan dalam kode QR setiap warga yang menolak untuk dites. Hal itu bisa berpotensi membatasi hak seseorang untuk bepergian. Sejak April lalu, pemerintah China menerapkan kode warna untuk menentukan tingkat kesehatan setiap warga. Kode warna itu menjadi acuan seberapa sehat seseorang dan menjadi penentu siapa saja yang boleh bepergian serta mengunjungi tempat-tempat publik. “Jika Anda tidak berpartisipasi, Anda tidak akan diizinkan masuk ke supermarket atau bank. Kode kesehatan yang berwarna hijau (sehat) Anda akan menguning, yang akan menyebabkan ketidaknyamanan dalam hidup anda,” bunyi pengumuman tersebut.

Penduduk yang belum menjalani pemeriksaan didesak untuk mendaftarkan diri sampai tenggat waktu yang ditentukan. Jika tidak, warga harus menanggung biaya pengujian di masa depan. Sebagian warga mendukung dan berpartisipasi dalam pemeriksaan massal ini. Namun, ada juga yang malah khawatir dan menolak berpartisipasi. Seorang warga, Herry Tu, khawatir bagaimana petugas medis menjamin keamanan setiap penduduk saat mengumpulkan banyak orang untuk diperiksa. “Kami benar-benar menolak ini. Karena ketika Anda semula tidak terinfeksi, dengan melakukan pemeriksaan ini artinya anda mendekati ancaman tertular karena menjalin kontak (dengan banyak orang),” kata Herry.

Namun dia akhirnya menjalani pemeriksaan corona lantaran sang anak tidak dapat pergi ke sekolah jika tidak melakukan tes tersebut. “Pada kenyataannya, pemerintah tidak melakukan ini untuk kemaslahatan warga, tapi agar dunia melihat,” kata Herry. Pemerintah Wuhan berupaya meyakinkan warga seperti Herry bahwa pos pemeriksaan corona tidak akan menjadi sumber penularan baru.

Seorang pejabat menuturkan petugas kesehatan akan memastikan setiap warga diberi waktu pemeriksaan sehingga tidak terjadi penumpukan dan kerumunan. Selain itu, pos pemeriksaan juga berada di tempat-tempat terbuka dan luar ruangan. Warga yang mengantre untuk diperiksa harus diukur suhu badan terlebih dahulu. Mereka juga wajib menggunakan masker dan menjaga jarak saat menunggu giliran diperiksa. Petugas medis yang melayani pemeriksaan juga diharuskan mengganti sarung tangan atau mencuci peralatan dengan disinfektan setelah melakukan satu pemeriksaan.

Leave a Comment