JAKARTA, Pewartasatu.com — Bulan Puasa Ramadhan tentu menjadi bulan puasa yang wajib dijalankan oleh umat muslim, hal tersebut tentu berlaku oleh Astronout yang betugas di luar angkasa, namun mereka mempunyai cara yang berbeda dari puasa di bumi pada umumnya.
tahun ini, Sultan AlNeyadi astonout asal Uni Emirat Arab akan berpuasa di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) ia adalah astornout Arab pertama yang sudah menghabiskan waktu 6 bulan di ISS.
Neyadi mengklaim jika dirinya tidak wajib untuk berpuasa lantaran masuk kedalam kategori musafir.
“Saya masuk ke dalam kategori musafir dan kami sebetulnya bisa tidak berpuasa. Itu bukan kewajiban,” kata AlNeyadi dalam jumpa pers seperti dilansir AFP.
“Sebetulnya, berpuasa tidak wajib, jika Anda merasa tidak enak badan”ia menambahkan.
dia juga mengatakan puasa tentu tidak wajib jika bisa membahayakan atau mengancam misi ini, selain itu ada keselamatan astronout lain yang tentu menjadi pertimbangan.
“Jadi, dalam hal itu, semua hal yang bisa membahayakan misi ini, atau membahayakan kru lain, kami diperbolehkan makan makanan yang cukup,” kata dia.
meski begitu, tetap ada panduan bagi Astornaut muslim yang tetap ingin berpuasa, salah satu panduan itu dicetus oleh Departement of Islamic Development Malaysia (JAKIM).
puasa itu ada dua poin dalam panduan tersebut yakni pertama Puasa diperbolehkan di ISS atau Qada alias Astronaut sudah pulang ke bumi.
kedia waktu berpuasa disesuaikan dengan zona waltu lokasi pemberangkatan astronout,
selain Berpuasa, JAKIM juga mengeluarkan panduan ibadah lain seperti solat dan berwudu untuk sholat, waktunya juga ditentukan berdasarkan zona waktu lokasi pemberangkatan.
Astronaut tentu diizinkan solat seperti biasa namun Astronaut bisa melakukannya dengan duduk atau berbaring untuk mempermudah gerakan solat itu sendiri.
Astronaut juga dapat menghadap ke beberapa arah dengan prioritas tetap mengarah ke Ka’bah
(**)