Presiden saat pertemuan dengan para CEO perusahaan-perusahaan Australia di Hotel Shangri-La, Sydney, Selasa (04/07)//Foto: BPMI Setpres
SYDNEY. Pewartasatu.com –Agenda pertama kunjungan kenegaraan Presiden RI Joko Widodo ke Austaralia adalah bertemu pimpinan perusahaan terkemuka di Australia, Selasa (04/07).
Dalam pertemuan yang digelar di ruang pertemuan Hotel Shangri-La di Sydney, Presiden menyampaikan bahwa fokus kunjungan ke Australia adalah penguatan kerjasama ekonomi.
“Kunjungan saya ke Australia kali ini akan fokus pada penguatan kerja sama ekonomi, di mana Anda semua akan jadi bagian penting didalamnya,” ucap Presiden Jokowi.
Sebelumnya, usai menempuh penerbangan selama kurang lebih 7 jam, Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 yang membawa Presiden Joko Widodo beserta rombongan mendarat di Bandara Internasional Kingsford Smith Sydney, Australia, Senin malam (03/07), sekitar pukul 20.45 waktu setempat.
Dalam pertemuan dengan pimpinan perusahaan terkemuka di Australia, Menteri Perindustrian dan Ilmu Pengetahuan Australia Ed Husic menyampaikan bahwa kerja sama Indonesia dan Australia masih dapat ditingkatkan.
“Kita dapat mengerjakan lebih banyak kerja sama untuk meningkatkan penguatan ekonomi bagi kedua negara, termasuk juga peningkatan hubungan people to people, kata Ed Husic.
Sementara itu, Ketua Umum KADIN Arsjad Rasjid yang hadir dalam pertemuan tersebut menyampaikan bahwa pada bulan September nanti, rombongan pengusaha Australia akan ke Indonesia.
“Ini peluang kita untuk melakukan kerjasama dan meningkatkan investasi Australia di Indonesia,” ucap Arsjad.
Sementara saat melakukan pertemuan dengan para CEO perusahaan-perusahaan Australia di Hotel Shangri-La, Sydney, Selasa (04/07), Presiden Joko Widodo memastikan bahwa Indonesia merupakan mitra terbaik untuk berinvestasi di kawasan Asia Tenggara.
Presiden menekankan sejumlah sektor prioritas yang memiliki potensi tinggi bagi para investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
“Indonesia memiliki potensi tinggi sebagai tujuan investasi dengan kekayaan sumber daya alam, bonus demografi, pasar yang besar, stabilitas ekonomi dan politik yang terjaga,” ujar Presiden
Sektor prioritas pertama yakni dalam bidang hilirisasi industri. Presiden menuturkan bahwa Indonesia dan Australia memiliki potensi besar untuk berintegrasi dalam mengembangkan industri baterai mobil listrik.
“Indonesia sudah targetkan untuk mulai produksi baterai EV tahun depan, serta produksi 1 juta mobil listrik dan 3,2 juta motor listrik di tahun 2035,” tuturnya.
Selain itu, Kepala Negara menyebut Indonesia memiliki potensi luar biasa dalam sektor energi hijau. Indonesia memiliki potensi besar sebanyak 434 gigawatt dalam bidang energi baru terbarukan dari angin, air, panas bumi, biofuel, dan surya.
“(Saat ini) tengah dibangun 30 ribu hektare green industrial park,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Presiden menjelaskan bahwa saat ini pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan konsep kota pintar berbasis hutan dan alam mulai dilakukan. Menurut Presiden, peluang investasi pada beberapa sektor di IKN terbuka lebar bagi para investor.
“Nilai investasinya capai 25 miliar USD yang sangat terbuka, baik di sektor Pendidikan, Kesehatan, energi, dan lainnya,” tambahnya.(BPMI Setpres)**