Aktual Kesra

Hadapi Resesi Global, Menteri PPPA Dorong Akselerasi Bisnis Digital Bagi Perempuan

Menteri PPPA, Bintang Puspayoga. (Foto: Humas)

 

JAKARTA, Pewartasatu.com – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga mendorong akselerasi bisnis digital bagi perempuan pelaku usaha sebagai upaya menjaga ketahanan ekonomi dalam menghadapi resesi global.

“Saat ini dunia tengah menghadapi perlambatan ekonomi, baik sebagai dampak pandemi Covid-19 maupun konflik internasional yang membawa resesi global. Keadaan ini akan berdampak pada para perempuan pelaku usaha khususnya usaha mikro dan kecil, serta para pekerja mereka yang sebagian besar perempuan”.

Menghadapi hal itu, penting bagi kita semua untuk  membangun sinergi ekonomi. Adanya revolusi teknologi informasi dan komunikasi akan semakin memudahkan kita semua meningkatkan kapasitas, keahlian dan kemampuan para perempuan dalam membangun usaha dan memperkuat jejaring ekonomi para perempuan,” tutur Menteri PPPA pada acara Webinar Pintar 2022 “Inklusi dan Digitalisasi Womenpreneurs Dorong Pemulihan Ekonomi”.

Menteri PPPA menyayangkan jumlah perempuan yang mengakses teknologi lebih rendah dibandingkan laki-laki. Hal itu tergambar pada data Pengguna Internet yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2021, persentase perempuan hanya sebesar 47,48% sedangkan laki-laki sebesar 52,52%. Padahal menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, pelaku usaha UMKM di Indonesia didominasi oleh perempuan.

Lebih lanjut, Menteri PPPA menyampaikan bahwa pemerintah telah menyadari pentingnya literasi digital dan inklusi keuangan dalam memajukan sektor ekonomi terutama bagi bisnis yang digeluti perempuan. Hal itu ditunjukan melalui pelaksanaan Ministerial Conference on Women’s Empowerment dan kemudian dilanjutkan dalam deklarasi global pada forum G20, tentang pentingnya perluasan dan penguatan ekonomi digital bagi perempuan.

“Untuk mendukung peran perempuan dalam mewujudkan ekonomi, diperlukan infrastruktur, teknologi komunikasi dan informasi, sumber daya manusia yang cakap dan memiliki literasi digital, serta diperlukan literasi keuangan yang tinggi. Oleh sebab itu, pelatihan terhadap pelaku usaha kecil dan mikro sangatlah penting untuk dikembangkan,” jelas Menteri PPPA.

KemenPPPA juga berupaya menjangkau para perempuan di pedesaan dengan mendorong tumbuhnya sinergi antara para perempuan pelaku usaha, kepala desa dan perangkat desa serta dunia usaha untuk bersama membangun desanya menjadi Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA). Melalui program DRPPA, perempuan akan didorong untuk ikut bergerak dan berkontribusi dalam memajukan ekonomi desa.

Senada dengan itu, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki turut mendorong perempuan pelaku UMKM untuk memanfaatkan bisnis digital.

“64,5 persen pelaku UMKM di Indonesia adalah perempuan. Transformasi digital secara utuh menjadi sangat penting dalam memajukan wirausaha perempuan agar memiliki kualitas di era digital. Pengusaha perempuan harus disiapkan agar nantinya dapat mengoptimalkan ekonomi digital yang diproyeksikan mencapai 4,531 triliun rupiah di tahun 2030,” ungkap Menteri Koperasi dan UKM.

Menteri Perdagangan Periode 2011-2014, Gita Wirjawan mengungkap upaya yang perlu dilakukan pelaku UMKM perempuan dalam mengembangkan usahanya, diantaranya; meningkatkan kedekatan dengan konsumen, meningkatkan inovasi dan menekan biaya produksi. Gita juga menegaskan pentingnya agilitas atau kelincahan pelaku UMKM dalam menghadapi situasi ekonomi dunia yang diwarnai ketidakpastian.

Presiden Direktur dan Chief Executive Officer XL Axiata, Dian Siswarini juga menegaskan pentingnya sinergi dan kolaborasi dalam memajukan pelaku UMKM perempuan Indonesia agar cakap secara digital. Oleh karenanya, XL Axiata mengapresiasi peran KemenPPPA sebagai bagian dari pemerintah yang selalu mendukung upaya pemberdayaan perempuan di bidang ekonomi.(**)

Leave a Comment