Kemenpar-SECO Perkuat Kolaborasi Tingkatkan Kualitas Pendidikan Vokasi Pariwisata

Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenpar, Martini Paham berkomitmen untuk memperkuat kolaborasi Kemenpar bersama pemerintah Swiss melalui State Secretariat for Economic Affairs (SECO) juga Swisscontact di Jakarta, Selasa,25/3/2025.(Foto: Humas)

 

 

 

 

JAKARTA, Pewartasatu.com – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bersama pemerintah Swiss melalui State Secretariat for Economic Affairs (SECO) juga Swisscontact berkomitmen untuk memperkuat kolaborasi dalam mendukung ekosistem pendidikan dan pelatihan vokasi (VET) di Indonesia, khususnya di sektor pariwisata, yang menjadi salah satu motor penggerak pembangunan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.

Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenpar, Martini Paham, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (25/3/2025), mengatakan kemitraan Kemenpar dengan SECO telah berlangsung sejak 2018 dan diperkuat dengan Nota Kesepahaman pada 22 Juli 2024 di Bern, dan selanjutnya ditandatangani di Jakarta pada 29 Juli 2024.

Ia sendiri sempat hadir di acara “The 1st STED (Sustainable Tourism Education Development) Phase 2 Steering Committee Meeting” beberapa waktu lalu.

Berbagai program utama dalam kerja sama, kata Martini, telah dijalankan mencakup peningkatan kurikulum berbasis industri, peningkatan kapasitas dosen, peningkatan metodologi pengajaran, dukungan manajemen fasilitas praktis, kolaborasi industri, dan _sharing knowledge_ melalui dialog tentang kebijakan.

“Sepanjang tahun 2024 kerja sama kami berjalan dengan baik. Rencana kegiatan bersama dan perjanjian kemitraan pada 2024 telah dilaksanakan secara efektif di berbagai Politeknik Pariwisata khususnya di Bali, Makassar, dan Lombok,” ujar Martini Paham.

Keberhasilan program-program tersebut menegaskan kembali bahwa penguatan pendidikan vokasi berbasis praktik merupakan strategi yang tepat untuk menghasilkan tenaga kerja yang berdaya saing global.

“Oleh karena itu, saya ingin menyampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Pemerintah Swiss dan SECO atas dukungan dan kerja sama yang luar biasa ini,” kata Martini.

Ke depan, kolaborasi yang telah berjalan dengan baik ini akan terus diperkuat melalui penetapan Rencana Kegiatan Bersama untuk Tahun 2025 yang akan difokuskan pada keterampilan hijau, nilai-nilai keberlanjutan, dan kesetaraan gender.

“Pada akhirnya, kerja sama ini diharapkan dapat berdampak pada meningkatnya penyerapan lulusan vokasi terampil ke dalam industri, sehingga meningkatkan daya saing industri. Bersama-sama, kita dapat membangun masa depan yang lebih cerah bagi industri pariwisata,” ujar Martini.

Asisten Deputi Peningkatan Kapasitas SDM Aparatur dan Pendidikan Vokasi Kemenpar, Andar Danova L. Goeltom, menjelaskan, Steering Committee Meeting ini menjadi momentum krusial untuk meninjau pencapaian tahun 2024, mengatasi tantangan, serta menentukan arah strategis untuk tahun 2025 dan seterusnya.

Pertemuan ini juga memastikan bahwa STED tetap relevan dan berdampak, khususnya dalam menutup kesenjangan keterampilan, memperkuat keterkaitan dengan industri, serta mendorong sektor pariwisata yang lebih kompetitif dan berkelanjutan.

Ia mengatakan, selain program yang telah dijabarkan tersebut, sebelumnya juga telah dilaksanakan pelatihan SVEB (Swiss Federation for Adult Learning) Batch 2 yang diikuti 17 dosen dari 6 Poltekpar. Dari 17 dosen tersebut, 12 di antaranya berhasil memperoleh SVEB Certification sementara lima peserta lainnya akan melanjutkan pelatihan hingga sertifikasi di Batch 3.

SVEB Certification ini merupakan sebuah pengakuan internasional yang menyatakan bahwa dosen yang berhasil meraihnya telah mampu menerapkan standar internasional dalam pengajaran pembelajar dewasa.

“Ini adalah capaian luar biasa yang mencerminkan komitmen kita dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan pendidikan vokasi di sektor perhotelan dan pariwisata,” ujar Andar.

Pelatihan ini dirancang dengan materi yang sangat relevan dengan pendidikan vokasi dan industri perhotelan, serta memberikan keseimbangan antara teori dan praktik. Dengan metode ini, para dosen tidak hanya memperoleh wawasan baru, tetapi juga keterampilan yang langsung dapat diterapkan dalam proses pembelajaran.

“Hingga saat ini, total alumni SVEB Batch 1 dan 2 telah mencapai 30 orang. Para alumni ini tidak hanya menyelesaikan pelatihan, tetapi juga mengemban amanah sebagai agen perubahan atau _agent of change_ di Poltekpar masing-masing. Harapan besar ada di pundak mereka untuk menyebarkan dampak positif dari program ini ke lebih banyak rekan dosen serta turut berkontribusi dalam pengembangan sistem pendidikan di institusi mereka,” katanya.

Ke depan, program kolaborasi akan terus diperkuat melalui beberapa langkah strategis. Di antaranya memperkuat kerja sama dengan SHL untuk terus meningkatkan mutu pelatihan, serta membangun dan memperkuat komunitas alumni SVEB agar dampaknya semakin luas, tidak hanya bagi dosen, institusi Poltekpar, tetapi juga bagi sistem pendidikan vokasi pariwisata di Indonesia secara keseluruhan.

“Terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam menyukseskan SVEB Batch 2. Semoga program ini terus memberikan manfaat besar bagi pengembangan sumber daya manusia di bidang pendidikan vokasi dan industri perhotelan,” ucap Andar.(***)

Maulina Lestari:
whatsapp
line