Konflik Atas Nama Agama dan Rezim Jokowo

Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi). foto: Ist.

 

 

Oleh: Saiful Huda Ems.

 

KALAU ada pelaku penganiayaan atas nama agama, jangan sesekali dihantam agamanya, sebab itu tidak adil dan hanya akan memunculkan provokasi baru, yang menstimulus orang-orang yang seagama dengannya melakukan aksi penganiayaan yang serupa, bahkan lebih sadis.

Penganiayaan apapun alasannya merupakan tindakan kriminal, yang pelakunya dapat dipidana, dan mereka memang tak patut untuk dibela. Kendatipun demikian, semua pengikut agama apapun itu, sesungguhnya berpotensi melakukan hal yang sama, penganiayaan, pembantaian tersebut.

.Karena itu menyudutkan agama tertentu yang dianut oleh pelaku kriminal yang mengatas namakan agama adalah ketidak adilan.

Jika tak percaya, datanglah ke Mabes POLRI, lihat catatan para pelaku kriminal atau penganiayaan, pasti akan didapatkan informasi, bahwa para pelaku kriminal terdiri dari berbagai macam pemeluk agama, tak melulu Islam.

Bahkan kelompok-kelompok preman yang gemar menganiaya orang-orang tak berdosa di negeri yang mayoritas beragama Islam ini, juga tidak didominasi oleh orang-orang Islam, bukan?

Baik di masa tenang, aman atau damai, selalu saja ada orang-orang atau kelompok-kelompok tertentu yang melakukan penganiayaan, brutalisme apalagi di zona perang seperti yang ada di Papua, orang-orang yang tak bersalah apa-apa dibantai, dimutilasi, dibakar hidup-hidup secara sadis dll. Ini baru bicara dalam konteks Indonesia, apalagi dunia.

Israel tiap hari membantai ratusan ribu orang-orang sipil mulai dari anak-anak sampai para Lansia, namun kita sangat jarang bahkan bukan hanya tak pernah mengutuknya, malah sebagian –seperti beberapa pengamat sinting di negeri ini– membela Israel, hanya karena takut tidak digolongkan sebagai pengamat toleran, pluralis.

Mereka dengan berbagai dalih mulai dari dalih bahwa tidak semua orang Israel itu Yahudi, banyak Tentara Israel yang juga Islam dan Arab, konflik Israel-Palestina bukan Konflik Agama dll. mereka diam-diam atau terang-terangan membela Israel dan memaklumkan Israel membantai anak-anak dan para lansia tak berdosa !. Solidaritas rasa kemanusiaan mereka menjadi musnah, hanya gara-gara takut dituduh pro fundamentalis atau radikalis Islam. Pengecut ! Celeng !.

Saya menulis hal ini karena keprihatinan saya mencermati situasi kontemporer Indonesia. Baru-baru ini di suatu daerah ada Ketua RT yang mengerahkan banyak orang untuk menyerbu orang-orang Kristiani yang melakukan peribadatan di tempat kos-kosan.

Mereka lalu ramai-ramai menyerbu Umat Kristiani yang melakukan Doa Rosario di tempat kos tersebut. Celakanya yang dianiaya ternyata juga orang Islam yang membela Umat Kristiani yang melakukan Doa Rosario di rumah kos tsb.

Bagi saya tindakan Ketua RT dan orang-orang yang bersamanya melakukan penganiayaan tersebut merupakan tindakan kriminal, yang pelakunya wajib dihukum. Namun yang sangat saya sayangkan, lah kok sebagian orang malah menghujat agama Ketua RT dan warga tsb.? Apa hubungannya? Jika semua pemeluk agama apapun itu berpotensi melakukan kekerasan atau penganiayaan, kenapa agamanya yang harus dipersalahkan?.

Seperti yang sudah saya kemukakan di atas, bahwa menyudutkan agama tertentu justru malah akan berakibat fatal akan terjadinya provokasi baru yang menstimulus para pengikut agama yang sama dengannya akan melakukan tindakan yang serupa, bahkan bisa lebih parah.

Oleh karenanya, dengan mengutuk dan meminta aparat penegak hukum untuk mengadili dan menghukum pelaku kriminal tsb. menurut saya sudah merupakan tindakan yang tepat.

Saya merasa berkewajiban untuk mengingatkan hal ini, karena saya sangat mencintai Indonesia dan trauma akan hal-hal yang mengiring warga negara ini kedalam suatu pra kondisi radikalisme agama.

Banyak orang-orang dari daerah saya seperti beberapa Bomber BALI itu yang awalnya orang-orang lugu, polos, baik-baik, taat agama yang kemudian menjadi brutal, haus darah setelah mereka diradikalisasi oleh kelompok-kelompok tertentu dengan menunjukkan ketidak adilan yang terjadi di sebuah negara, lalu mereka disuguhi ayat-ayat perang dan mereka kemudian ngebom dimana-mana.

Oh ya, kenapa ya di era Kepemimpinan Jokowi, konflik kekerasan horizontal atas nama agama ini kok semakin marak terjadi terus menerus ya? Rakyat sudah sering berbenturan karena perbedaan pilihan politik, ditambah lagi sering berbenturan atas nama perbedaan pandangan beragama. Ini Rezim sebetulnya sudah berbuat apa, hingga rakyat tidak henti-hentinya ribut melulu? Adakah agenda terselubung dari Rezim Jokowi? Wallahu a’lam…(***)

9 Mei 2024.

Saiful Huda Ems (SHE). Lawyer dan Pemerhati Politik.

Maulina Lestari: