KONI Papua  Dukung Cabor ‘Mahal’ Ikut Pra-PON

Kontingen Papua (ilustrasi: Ist)

 

JAKARTA, Pewartasatu.com – Komite Olahraga Nasional Indonesia atau KONI Papua menyatakan akan tetap memberikan dukungan atau memfasilitasi cabang-cabang olahraga yang menggunakan peralatan mahal, namun disesuaikan dengan kondisi anggaranya.

Salah satu cabor olahraga yang menggunakan peralatan dengan biaya mahal fianraranya terbang layang , dimana bertandingnya  menggunakan pesawat.

“Terbang layang itu cukup besar biayanya, karena itu berurusan dengan pesawat. Memang kita ada punya pesawat, dan itu dititip di Yogyakarta dan kita ada sewa gudang di sana. Hanya memang sewa pun itu dibayar terus dan tidak bisa terbang sendiri harus ada pesawat penarik,” kata Ketua Umum KONI Provinsi Papua, Kenius Kogoya.

“Mahalnya di situ, karena setiap berlatih harus ditarik, dan sekali tarik itu biayanya cukup besar. Terbang layang ini salah satu disiplin di cabor aerosport, biayanya cukup tinggi.”

Ia mengatakan KONI Papua akan tetap memberikan dukungan kepada cabor-cabor maupun disiplin olahraga yang akan mengikuti babak kualifikasi meski dengan peralatan yang membutuhkan biaya besar.

Tapi, pihaknya akan membantu secukupnya sesuai dengan kemampuan anggaran yang tersedia, atau separuh ditanggung KONI dan separuhnya lagi menjadi inisiatif dari cabor-cabor maupun disiplin olahraga.

“Kita akan pertimbangkan, artinya kalau memang kita akan bantu untuk ikut Pra-PON tapi semampu kita di KONI Papua, jadi tentu atlet-atlet yang sudah menjadi atlet senior kita tidak mau kecewakan mereka karena mereka masih atlet kita yang selalu mengharumkan nama daerah dan KONI akan memfasilitasi yah secukupnya sesuai dengan kemampuan kita yang ada. Selebihnya bisa cari sponsor atau jalan lainnya,” ujarnya.

KONI Papua juga menyatakan akan tetap memberikan dukungan kepada cabor-cabor unggulan yang akan tampil pada babak kualifikasi hingga akhir tahun 2023 ini.

“Tetap KONI akan memfasilitasi atlet-atlet unggulan untuk ikut babak kualifikasi. Jangan sampai atlet kita kecewa lalu pindah ke provinsi lain dan pindah provinsi lainnya, kita tidak mengharapkan itu,” katanya. (*)

Maulina Lestari: