JAKARTA, Pewartasatu.com — Sebanyak 1000 orang lebih tewas dalam persitiwa banjir di Pakistan, angka korban terus bertambah usai para petugas menemukan 119 oran dalam 24 jam terakhir.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana Pakistan (NDMA) mengklaim jika lebih dari dua juta hektar tanaman musnah akibat peristiwa ini, bahkan hingga 3000 km lebih jalanan turt hancur, dan hampir 149 jembatan ikut hanyut dalam Banjir ini.
Banjir ini memang banjir musiman untuk negara Pakistan, para pejabat mengatakan jika banjir yang terjadi pada tahun ini sangat berdampak buruk bagi masyarakat Pakistan.
Pihak keamanan juga sudah memperingatkan ke provinsi Sindh untuk lebih bersiaga beberapa hari kedepan untuk menerima banjir susulan karena sungai sudah banyak yang meluap.
Provinsi Sindh bahkan sudah bersiap untuk menghadapi banjir susulan dari sungai dibagian utara yang memang sudah meluap.
“Saat ini Indus sedang banjir besar,” kata pengawas bendungan yang mengatur aliran sungai dekat Sukkur, Aziz Soomro kepada AFP, Minggu (28/8).
Pihak berwenang juga menyampaikan jika masyarakat Pakistan yang bertinggal disisi sungai segera mengungsi dari sana.
“Orang-orang diberitahu sekitar pukul 03.00 atau 04.00 pagi untuk mengungsi dari rumah mereka,” kata petugas penyelamat, Umar Rafiq.
“Saat banjir melanda daerah itu, kami harus menyelamatkan anak-anak dan perempuan,” tambahnya.
Namun terlepas itu ibu kota Pakistan Islamabad dan kota Rawalpindi justru lolos dari peristiwa banjir yang sangat buruk tahun ini, namun masyarakat sangat merasakan dampaknya banjir ini.
“Saat ini persediaan sangat terbatas.Tomat, kacang polong, bawang dan sayuran lainnya tidak tersedia karena banjir,” kata penjaga toko hasil bumi di Rawalpindi, Muhammad Ismail.
Musim hujan kali ini kerap membawa malapetaka juga kehancuran untuk masyarakat Pakistan.
Banjir kali ini diungkit mirip seperti banjir pada tahun 2010 lalu, yang merupakan banjir terburuk di Pakistan hingga menelan korban jiwa sekitar 2.000 jiwa dan menelan sejumlah provinsi di Paksitan.(**)