Mengenang Kepergiannya Marissa Haque

Marissa Haque ( Foto: Istimewa)

 

 

Oleh: Saiful Huda Ems.

MARISSA HAQUE (61 tahun) meninggal dunia dini hari tadi Rabu (2/10/’24) tanpa didahului oleh sakit atau penyakit apa-apa. Ia sosok artis yang cerdas dan berintegritas, mampu meraih gelar doktor di tengah kesibukannya sebagai artis populer Indonesia.

Marissa Haque meninggal secara mendadak di kamar tidurnya. Meski langkah-langkah politik Marissa Haque selama ini kontroversial, namun ada hal yang perlu diingat, ia selalu menyandarkan pemikirannya pada Syariat Islam yang diyakininya, terlepas kita sepakat atau tidak dengan pemikirannya.

Saya sendiri sampai saat ini masih meyakini kebenaran Syariat Islam, namun untuk menjadikannya sebagai sistem negara saya tidak setuju, mengingat Syariat Islam yang berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah Nabi masih memerlukan kajian yang mendalam dan sampai detik ini penafsirannya masih bermacam-macam, berbeda-beda, tergantung dari latar belakang derajat keilmuan dan disiplin ilmu masing-masing orang.

Sedangkan sistem negara harusnya rigid, saklek, tidak memerlukan penafsiran lagi demi tercapainya kepastian hukum. Mungkin karena itu pula masih banyak tokoh-tokoh cendekiawan muslim yang masih belum mau bersepakat soal Syariat Islam untuk dijadikan sebagai sistem negara, melainkan cukup untuk dijadikan pedoman dan prilaku kehidupan keseharian saja dalam konteksnya sebagai manusia beragama. Sedangkan dalam konteksnya sebagai warga negara semuanya harus berpedoman pada Dasar Negara, Pancasila dan Konstitusi Negara.

Marissa Haque sendiri semasa hidupnya dalam kiprahnya di dunia politik, saya perhatikan juga tidak berusaha sungguh-sungguh menjadikan Syariat Islam sebagai sistem negara, hal itu bisa dilihat dalam pilihan politiknya yang mau berhimpun di salah satu Partai Politik. Keikut sertaannya di partai politik memberikan gambaran bahwa ia masih mau menerima demokrasi, yang berarti pula masih mau mengakui Pancasila sebagai Dasar Negara.

Kegigihan Marissa Haque dalam memegang prinsip-prinsip Syariat Islam untuk dijadikannya spirit perjuangan merupakan suatu hal yang perlu diapresiasi, sebab tanpa itu manusia hanyalah makhluk berpikir yang kering akan nilai-nilai spiritualitas, yang berakibat seringnya manusia kehilangan orientasi juangnya yang meliputi dunia dan akhirat.

Selamat jalan Marissa Haque, aktor film monumental yang dapat menyelaraskan pikiran dan hatinya pada Cahaya Keabadian. Selebriti negeri ini patut meneladani perjalanan intelektual dan spiritualmu tanpa harus terjebak pada jargon-jargon hijrah yang menghempaskan dirinya ke jurang klaim kebenaran mutlak, hingga menangiskan dialog-dialog keagamaan dan kebangsaan yang menuntun jiwa manusia untuk bisa berdamai dengan perbedaan-perbedaan yang ada di sekelilingnya.

Husnul khatimah untukmu, Marissa Haque…(SHE)

2 Oktober 2024.

Saiful Huda Ems (SHE). Lawyer dan Mantan koordinator pengembangan ummat di ICMI Orsat Berlin tahun 1993.

Maulina Lestari: