Aktual Kesra

Penderitaan Warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Selama 2020

 

Jakarta, PEWARTASATU.COM – Sepanjang tahun 2020 Agresi Israel semakin sengit. Segala macam cara, Israel berusaha menggusur warga Palestina di tepi barat dan Yerusalem menjadi fokus serangan zionis Israel.

Dengan segala cara, Israel berusaha untuk menggusur warga di kawasan Palestina yang tersisa tersebut, dengan mencuri tanah, menghancurkan rumah, dan menyita properti mereka.

Seperti yang dikutip dari laman Adara relief Internasional, pada 12 Januari 2021, pasukan dan pemukim Israel telah membunuh 32 warga Palestina, termasuk anak-anak dan perempuan.

Dalam suatu kasus, tentara Israel membunuh pemuda, Iyad Al Hallaq (32) yang merupakan individu berkebutuhan khusus, di Yerusalem.

Selain itu, tentara Israel juga melukai 1.993 warga Palestina lainnya, sedangkan jumlah penembakan yang dilakukan oleh mereka mencapai 1.621 serangan.

Israel pun menghancurkan 268 rumah dan 928 toko komersial, fasilitas pertanian, barak, dan lainnya. Pada 2020, Israel menyita 346 properti warga yang jumlahnya lebih banyak dari tahun 2019 yaitu 271 properti.

Kegiatan pemukiman meliputi penyitaan dan perataan tanah, pembangunan jalan, dan persetujuan pembangunan ribuan unit pemukiman.

Kantor media Palestina juga melaporkan jumlah tahanan tahun ini mencapai 4.439 orang yang di antaranya adalah anak-anak, perempuan, dan mantan narapidana.

Dalam laporan tersebut juga menyebutkan adanya kelalaian tim medis Israel yang disengaja menggandakan penderitaan mereka, terutama terkait dengan penyebaran Covid-19. Statistik menunjukkan bahwa Yerusalem, Hebron, Nablus, dan Ramallah dianggap paling rentan terhadap pelanggaran Israel, dengan masing-masing 4.273, 3.250, 2.657, dan 2.560 pelanggaran.

Rencana aneksasi Tepi Barat dan Rencana Perdamaian Trump yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat terdahulu, Donald Trump, pada awal tahun telah merefleksikan serangan pemukim, yang menyaksikan peningkatan yang jelas, terutama selama Desember 2020.

Pelanggaran Israel di Yerusalem dilakukan kepada warga dan lahan mereka. Para zionis Israel berusaha memaksa adanya perpecahan di Masjid Al-Aqsa dan mendeportasi murabithun, penjaga, dan pengkhotbah masjid.

Serangan dari pasukan dan pemukim Israel kerap terjadi selama masa penutupan wilayah yang dilakukan untuk menekan penyebaran Covid-19. Namun hal ini semakin memberikan kesempatan pada Israel untuk melakukan lebih banyak serangan terhadap warga Palestina.
Serangan ini termasuk penembakan, upaya untuk penculikan anak-anak Palestina, merebut tanah dan tanaman, dan sabotase lainnya, seperti yang terjadi saat musim zaitun.

Para pemukim melakukan serangan terhadap masjid dan tempat suci, membakar beberapa di antaranya, dan meningkatkan penggerebekan harian ke Masjid Al-Aqsa.(Maulina)

Leave a Comment