Pesan Untuk Menag Yaqut, Pantang Sorban Ulama dan Deta Penghulu Minangkabau Merunduk

Buya Gusrizal Gazahar dan Menag  Yaqut Cholil Qoumas (Foto: FB/Buya Gusrizal Gazahar)

JAKARTA, Pewartasatu.com — Ketua MUI Sumatera Barat Buya DR Gusrizal Gazahar Dt. Palimo Basa dengan tegas mengatakan Yaqut Cholil Qoumas tidak pantas lagi menduduki jabatan sebagai Menteri Agama setelah melansir beberapa pernyataan yang menimbulkan masalah.

Alih-alih mengurus umat beragama agar bisa nyaman menjalankan agama, ini malah membuat gaduh. Ketua MUI Sumbar mengatakan Surat Edaran menteri tentang penggunaan pengeras suara di masjid dan Mushola  kalau ditinjau dari sisi substansi, urgensi, kondisi wilayah dan dampak implementasi menunjukkan kebijakan yang sembrono tanpa komunikasi dan koordinasi.

Hal ini diperparah lagi dengan pernyataan-pernyataan yang tidak berdasarkan ilmu serta kurang beretika. Analogi dengan mengunakan “suara anjing” bisa dilihat sebagai suatu “kebodohan beranalogi” dan juga bisa dinilai sebagai “kejahilan dalam beragama” bahkan bisa dipandang sebagai petunjuk “rendahnya nilai agama di mata sang menteri”.

“Apa pun alasannya, bila statemen menteri yang demikian itu tidak diluruskan, akan menjadi pembuka pintu pelecehan yang semakin berani terhadap agama terutama Islam,” tutur Buya Gusrizal.

Berawal dari hal itu, bantuan Menteri Agama untuk korban gempa di Kabupaten Pasaman sebesar Rp2,5 miliar pun ditanggapi tidak memiliki arti berlebihan oleh oleh Ketua MUI Sumatera Barat ini.

“Meringankan beban masyarakat yang terkena musibah itu kewajiban dari pemerintah,” jelasnya.

Pesan yang disampaikan akun instagram pribadinya pada Selasa (1/3), Buya Gus mengatakan dana Rp2,5 miliar yang disumbangkan oleh Menag tidak akan menjadi penutup kelukaan hati masyarakat Minangkabau terhadap analogi suara azan sama dengan gonggongan anjing.

Buya Gusrizal bahkan berpendapat, sangat memalukan bila uang negara yang berasal dari rakyat dipakai juga untuk membungkam rakyat yang merasa terhina. “Perlu diketahui, bukan perak atau emas ukuran rasa di Ranah Minang, sekali lagi, itu perlu untuk tuan-tuan camkan,” tulisnya di akun instagramnya @buya_dt.

Buya Gusrizal juga manambahkan, pantang sorban ulama dan deta penghulu Minangkabau merunduk menerimanya. (jimas)

Hasyim Husein: