Pria Dilarang Masuk, Pesona Indah Hutan Perempuan Jayapura

Hutan Perempuan (Detik.news/Gusti Tanati)

JAKARTA, Pewartasatu.com — Indonesia selalu punya daya tarik tempat wisata cantik dan unik, tak ketinggalan sebuah pulau di timur Indonesia dengan sumber daya alam yang sangat dijaga oleh sekumpulan para perempuan yang mempertahankan kelestarian alam dari maraknya eksplotasi hutan.

Kampung Enggros, Distrik Abepura, Jayapura, Papua merupakan pulau yang memiliki hutan yang hanya diperbolehkan untuk kaum perempuan saja, menurut adat, laki-laki dan perempuan memang mempunyai wilayah sendiri untuk berkumpul dan mencari bahan pangan untuk sehari-hari.

Hutan Perempuan (Detik.news/Gusti Tanati)

Mama Yos adalah salah satu tokoh masyarakat sekaligus penggerak kaum perempuan untuk menjaga kelestarian Hutan Perempuan. sesuai dengan namanya hutan ini memang diperuntukan hanya untuk kaum perempuan saja, jikalau terjadi ditemui ada kaum laki-laki di area Hutan Perempuan, maka laki-laki tersebut akan dikenakan denda yang cukup mahal.

Dalam proses pengambilan sumber daya di Hutan Perempuan juga perlu dilakukan ritual terlebih dahulu yang melibatkan pemuka agama di Kampung Enggros, hal tersebut sebagai rasa syukur terhadap sumber daya alam di hutan tersebut.

Hutan ini bukan hanyalah sekedar tempat pencari pangan setiap hari bagi perempuan, tak sedikit perempuan yang hadir dalam hutan, sering bertukar pikiran dan berbagi pengalaman hidup setelah menikah satu sama lain, hutan ini adalah tempat nyaman untuk para perempuan saling membantu terkait kehidupan mereka.

Ketika berburu dan menyelam, tak segan para perempuan akan melepaskan seluruh pakaiannya untuk menyelam, hal tersebutlah yang menjadi alasan utama kaum pria tidak boleh memasuki kawasan ini.

Hutan Perempuan (Liputan6.com/Katharina Janur)

dalam pemburuan para perempuan harus menjaga kelestarian hutan bahkan menjaga ekosistem biota laut, penggunaan racun hingga bahan peledak sangat dilarang di area ini.

tradisi Tonotwiyat juga sangat tidak diperbolehkan untuk Kaum Perempuan mengambil hasil laut yang sangat berlebihan, hal tersebut dilarang demi untuk menjaga ekosistem laut agar tidak rusak.

Hasil berburu seperti kerang, udang, kepiting akan di hitung kembali guna diperjualbelikan, sehingga kegiatan tersebut akan menjadi sebuah aktifitas untuk para perempuan Kampung Enggros dalam memperoleh mata pencaharian.

Hutan Perempuan menjadi bukti jika Perempuan itu memiliki semangat juang dan otoritas yang juga begitu tinggi dalam sebuah kehidupan.(**)

Rita Ulya: