Alm Datuk Tumenggung dengan putrinya Foto Risto Istimewa
Pewartasatu.com – Tasik, (4/5) – Ketua Penasehat DPP Gerakan Masyarakat Peduli Indone sia (GMPI) Marsma TNI Purn AURI DR HM Azmy Anwar, MS, Sip, Msc, MM Datuk Tumenggung kenegarian minang, Sulit Air Solok, Sumbar.
Tiga bulan terakhir, saya kontak dengan Alm HM Azmy Anwar melalui HP seluler, setelah setahun lalu kami bersama istri dan puteri almarhum, menikmati makan malam setelah Sholat Magrib di sebuah restoran di Cisarua Bogor.
Saya Risman bersilaturahmi dan ber malam di kediaman alm Datuk Tumenggung di kawasan mega mendung puncak Kabupaten Bogor.
Pembicaraan kami seputar pembangunan Pesantren dan Musala Al Adnan di gunung batu, 65 km dari kota Tasikmalaya.
Sebagai Sumando saya Risman mencurahkan kepada Datuk, rencana dan maksud, Ia sangat mendukung dan membantu lanjutan Musala Al Adnan sebelumnya sudah tuntas 5 tahun lalu
Lokasi lahan pesantren seluas 1,3 hektar sudah tersedia dan saya bermohon kepada Datuk agar pembelian lahan, dan rencana pembangunan Pesantren Al Adnan di gunung batu, Taraju kabupaten Tasikmalaya dipasokokan, melalui bantuannya..
Lahan di gunung batu itu bisa dibangun seperti STIE El Hakim di Piek Ontang Sulit Air, bahkan untuk perantau SAS dapat bermukim di daerah santri yang sangat sejuk dan nyaman berada di puncak.kebun teh kecamatan Taraju tempat tujuan wisata.
Samba itam
Sebelum berangkat, kami sarapan pagi bersama keluarga di rumah almarhum di mega Mendung Puncak Bogor, yang disiapkan.keluarga dengan.menu, ” Samba Itam”
Setelah itu, kami berangkat ada 4 orang menuju kawasan Cianjur untuk menyelesai- kan masalah warga di Cianjur, yang dikoor dinasikan oleh Datuk Tumenggung.
Datuk Azmy nampaknya, mulai dari Bogor hingga Cianjur, dikenal dan disegani oleh masyarakat Sunda,Datuk Tumenggung yang kental kemasyarakatannya, kata Heri di pasar Cipanas kabipaten Cianjur,Jawa Barat
Memang beliau ketika bertugas di Jakarta, kawasan Harmoni hingga Glodok, Taman Sari, Mayor Azmy dikenal oleh masyarakat Apalagi ketika Ia bertugas di Garnizon Jakarta, namanya makin melenjik, setelah itu Azmy dirangkul olehpejabat kementerian Transmigrasi RI.
Preman mana yang tidak kenal dengan Mayor Azmy, khususnya di Pasar Tanah Abang bersama H Lulung Abraham Lunggana, SH, membina anak anak pasar tanah Abang di tahun 1980, sekilas in memory tentang Datuk Tumenggung.
Sesampai di Cianjur kami mencari warga yang bermasalah, namun tak ketemu dan kemudian kami makan siang dengan kepala ikan di Padang.
Setelah makan siang dan sebelum
berpisah, Datuk membantu untuk lahan rencana pembangunan pesantren Al Adnan, jika mungkin dibuat sekolah tinggi cabang STIE El Hakim, Piek Ontang Sulit Air di gunung batu, Taraju, Tasikmalaya.
Menyusul
Sebagai. Donasi awal dari alm Azmy Datuk Tumenggung, menyusul Prof Yurnalis suami istri, Dr Darmizal, Mur Syafrizal, Azwardi, DR Happy Bone, Andi Dishub dan Heri GBI serta keluarga alm Buyung Arbin.
Kemudian juga dari Hilma Muslim, Pegawai Pemda DKI Jakarta, Darmansyah, Agustin, masing masing dari Pendidikan dan finas kesehatan DKI Jakarta, serta bujang adik Samsudin, ketum SAS, dan lainnya.
Lahan seluas 1,3 hektar dapat dibangun untuk pesantren, saya Risman terlanjur Purna Bakti, akhirnya lahan tersebut ditanami beragam macam lahan pertanian dan disewakan kepada petani, terutama untuk tanaman cabe besar.
Dengan motivasi Datuk Tumenggung, sudah berdiri musala Al Adnan, dari nama seorang putera keturunan asli sulit air, ibu dari suku limo panjang dengan nenek terkenal Nurila Lubuk Kayang, Sulit Air, kabupaten Solok.
Bapak dari suku piliang Sulit Air putera gunung putih, Ia menetap di desa Siaru yang mencetuskan nama, “JONJANG SARIBU” gunung merah di kenagarian Sulit Air Solok.
Warga, yang diorganisir SAS nampaknya berkenan membangun pesantren, mengikuti jejak alm Azmy. Datuk Tumenggung, yang pernah tercetus untuk membangun peantren bersama di atas lahan 1,3 hektar, juga bisa untuk Diklat organisasi SAS dan sekolah resmi untuk anak dan keponakan warga Sulit Air ke depan.. BK-21