Ungkapan seorang guru.Foto Risto/Istimewa
Pewartasatu.com – Bicara RENTENIR atau Lintah Darat artinya kita membicarakan orang yang meminjam uang atau barang kepada seseorang dengan dalih, bunga atau bunga berbunga.
Dengan deal deal tertentu yang tidak fair, dan tidak adil, tetapi resiko itu tetap diambil oleh orang yang berhutang karena itulah pilihan terakhir. Hal ini bukan karena ketidaktahuan tetapi kebutuhan dan terakhir menjadi pilihan.
Pertanyaan kenapa mereka memilih itu.??? Tentunya tidak punya alternative lain. Dalam masyarakat minang kita banyak mengenal Petuah adat, ” Saciok bak ayam, sadanciang bak basi, Senasib sepenanggungan, borek samo dipikuah ringan samo dijinjiang.. sahino samalu ”
Luar biasa jika ini memang berlaku di warga kita, Insya Allah, Rentenir tidak ada peluang masuk ke Sulit Air.
Tetapi jika itu hanya Lip service atau cuma slogan, maka terjadilah yang kita cemaskan saat ini.
Kebanyakan realitas yang kita amati, “Ada kata kata di masyarakat jika melihat kemalangan seseorang, siapa dekatnya, apa sukunya, dimana rumah godangnya di ruang apa, siapa pengulunya dan sebagainya ?
Itulah pertanyaan konyol di masyarakat jika melihat suatu kemalangan seeorang. Mereka tidak serta merta membantu , dan menolong sebagainya.
Maka disinilah rentenir masuk. Menawarkan bantuan yang jelas mengharapkan keuntungan besar.
Jadi menurut kami, Adat kita baru sebatas petuah, belum aplikatif jika dibandingkan setelah reformasi ada warga kita yang peduli kepada warga perantau umumnya, khususnya warga Sulit Air, sebanyak 86 orang sudah diperjuangkan menjadi PNS di Pemda DKI Jakarta.
Inilah pameo negari Sulit Air yang belum diterapkan sebagai pepatah, ” Anak dipangku, kaponakan dibimbiang, warga dikasihi, urang kampuang diperhatikan “.
Tambahan mantan Pjbt Pemda DKI Jakarta, ” Barek Samo dipikua, ringan samo dijinjiang,” Inilah tugas kita, apalagi kita orang yang mengakui ber-Agama islam.
” Dalam Islam yang tidak peduli sesama tetangga, sama anak yatim. Membantu tidak harus melihat siapa yang dibantu dan lain sebagainya, ” ungkap mantan Pjbt Pemda Risto, bermukim di Cilandak Jakarta Selatan.
Tampaknya juga masih belum terpanggil karena itu mungkin ini bisa ditelaah oleh peserta yang ikut seminar malam ini dengan Topik, ” LINTAH DARAT” sehingga masalah rentenir tidak bisa masuk ke kampung kita Sulit Air, khusus nya, dan minang kabau umumnya.
Acara ini dikemas oleh tim Happy Perspective yang melihat tergerus nya, ” ADAT BASANDI SARAK, SARAK BASANDI KITABULLAH ” di Sumatera Barat.
Maaf beribu maaf kepada yang tuo tuo, didahulukan salangkah, ditinggikan sarantiang , kami menanggapi sebagai masukan kepada peserta, semoga tujuan Webiner yang difloorkan oleh DR H. Happy Bone Zulkarnain, mantan anggota DPR RI, Minggu (5/7) malam ini sukses.
Kami mendo’akan semoga acara ini berhasil dengan merekat lagi hubungan tali keluarga yang terputus dan menghapus sekat sekat antara sesama Hamba Allah.Oleh Darmansyah
Jakarta 4 Juli 2020
Wassalam
Ttd
DARMANSYAH.
Guru SMPN 238 Jakarta darmanewnormal@gmail.com