(kiri) Ust. Komarudin Akyas Ikatan Dai Kota Tangsel, Ir. H. Ruhamaben (tengah) Cawako Tangsel, (kanan) Ketum IRSI Ir. H. Arse Pane saat Bincang-Bincang Santai (Ist)
Pewartasatu.com-Jombang, Kota Tangsel – Pada dasarnya kami tidak ingin berkompetisi, selain jadwal tersibuk dan padatnya traffic hilir-mudik Bandara Soetta dan Halim melayani penumpang domestik serta luar negeri. Kami berkeinginan Kota Tangerang Selatan memiliki Bandara Internasional sebagai lapangan terbang alternatif sehingga kedepan Pondok Cabe bisa jadi alternatif ketika Bandara Soekarno-Hatta dan Halim penuh. Demikian ungkapan Ir. H. Ruhamaben didepan Ketua Umum Ikatan Reporter Seluruh Indonesia (dibaca; IRSI) Ir. H. Arse Pane saat diundang bertatap muka jalin silaturahmi bersama para Reporter, Tokoh Pemuda, dan Tokoh Agama di Kedai 95, Jln. Sumatera Raya, Jombang – Kota Tangerang Selatan Rabu (11 September 2019).
Halim sendiri lebih bagus kalau melayani jet-jet berpenumpang 200 orang, sedangkan untuk propeller dan jet privat lebih bagus di Pondok Cabe, papar Bang Ben sapaan akrab Ruhamaben menjelaskan secara detail tentang konsep tata kelola keuangan dalam meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Tangsel.
Ruhamaben, nama salah satu calon kandidat Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) periode Thn. 2020 – 2025 yang digadang-gadang Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk bersaing dikursi panas Tangsel Satu. Pengalaman-pengalaman yang dimiliki sosok pria humbel nan bersahaja ini pun terbongkar saat bincang-bincang sore bareng Arse Pane dengan dipandu Muhammad Chair Ketua IRSI Kota Tangsel selaku penggagas pertemuan.
Menurut Bang Ben, dirinya pada dekade tahun 1980-an ada sebuah industri yang jadi idola. Tak jarang jadi impian anak muda untuk bisa masuk di dalamnya. Itulah IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara), sekarang lebih dikenal dengan PT. Dirgantara Indonesia (PT. DI -red). Ketika waktu itu banyak orang daerah merantau, tujuan kebanyakan Jakarta, dan Bekasi. Terdadapat nama kota lain yang jadi favorit tidak saja sebagai tempat kuliah, tapi juga tempat bekerja. Daya Tarik lainnya tentu saja ada nama Prof. Dr. Ing. BJ. Habibie (Alm). “Menteri Riset dan Teknologi masuk top of mind ketika itu, dan banyak anak muda dikirim studi lanjut waktu itu menimba ilmu di negeri orang. Tak terkecuali bagi anak muda asli Ciputat ini,” ungkap Ruhamaben berseloroh.
Saat ini Bandara Pondok Cabe baru sebatas melayani penerbangan charter bagi sejumlah perusahaan minyak dan gas (migas) serta penerbangan regular. Kami harapkan dengan dukungan dari stakeholder, Bandara Pondok Cabe bisa beroperasi dengan rute internasional akhir tahun depan.
Perlu diketahui, dia (Bang Ben) salah satu anak muda Indonesia yang mendapat bea siswa ke Belanda dari Program BJ. Habibie. TU Delf tempat ia menyelesaikan studi hingga jenjang S2. Master Aeronautika Teknik Penerbangan. Ruhamaben sempat dipercaya memimpin proyek modifikasi sayap CN 235-330 versi militer. Saat pengembangan pesawat N250, ia ambil bagian sebagai pimpinan proyek aerodinamis sayap pesawat.
Sisi lainnya, Ruhamaben juga berkeinginan menata kota Tangsel dengan konsep jalan raya yang menghadirkan trotoar sebagai tempat penikmat pejalan kaki yang aman dan nyaman dari lalu lintas berkendera. Ibu Airin sebagai pendahulu memimpin Kota Tangsel, telah banyak berbuat dalam memajukan Kota Tangsel selama dua periode. “Saya berterimakasih kepada Ibu Airin. Kami masyarakat Kota Tangsel menghaturkan hatur nuhun yang dalam kepada Ibu Wali Kota dalam memajukan Kota Tangsel nan Asri,” ujar Ruhama sambil menutup pembicaraan dengan mengajak sholat maghrib berjamaah. (**)